Kamis, 11 Juni 2015

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWAT DARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
“DISTOSIA JALAN LAHIR”



DI SUSUN OLEH

OUUT VITA AYU ANITA



AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO
2015


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA DISTOSIA JALAN LAHIR” dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ”Asuhan Kegawat daruratan”. Selama menyelesaikan asuhan kebidanan ini, penyusun tidak lepas dari dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini dengan semaksimal mungkin.
Penyusun menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam asuhan kebidanan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangundari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan asuhan kebidanan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak pihak.














BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi perputaran lagi paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus publis. Dorongan saat ibu mengedan akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan tetap berada pada posisi anterior posterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis.
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk “melipat” kedalam panggul (misal pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum bahu berhasil melipat masuk kedalam panggul.
Janin besar adalah bila berat badan melebihi dari 4000 gram. Frekuensi bayi yang lahir dengan badan lebih dari 4000 gram adalah 5,3 % dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4 %. Pernah dilaporkan berat bayi lahir pervaginam 10,8 – 11,3 Kg (Lewellpyn, 2001).
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar pembaca dapat mengetahui tentang persalinan yang patologis khususnya persalinan dengan distosia bahu dan dapat mengetahui cara menangani bila mendapatkan kasus distosia bahu.
1.2.2 Tujuan Khusus
a.       Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang distosia bahu
b.      Agar tidak terjadi kesalahan dalam mendiagnosis suatu tindakan
c.       Agar dapat melakukan segera dalam penanganannya.
1.3 Manfaat Penulisan
·         Meningkatkan pengetahuan dan teori serta praktek
·         Mahasiswi bisa lebih kompeten dalam memberi asuhan kebidanan
·         Mengurangi angka kematian maternal dan neonatal
·         Mendeteksi dini kemungkinan adanya penyulit / masalah dalam persalinan
·         Meningkatkan kesadaran diri terhadap ibu agar memeriksakan dirinya secara rutin pada waktu kehamilan agar dapat mengetahui adanya komplikasi pada ibu dan janinnya.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pengertian
Distosia bahu didefinisikan sebagai impaksi (hambatan) lahirnya bahu bayi setelah lahirnya kepala dan berkaitan dengan peningkatan insidensi morbiditas dan mortalitas bayi akibat cedera pleksus brachialis dan asfiksia. Diagnosis ini harus dipikirkan ketika dengan traksi kebawah yang memadai tidak dapat melahirkan bahu. Tanda distosia bahu lainnya adalah jika setelah kepala melalui serviks kemudian tampak kepala kembali tertarik balik ke dalam (turtle sign)
Distosia bahu biasanya terdapat kasus makrosomia. Resiko nya meningkat 11 kali lipat bayi dengan BB 4000 g dan 22 kali lipat pada bayi 4500 g. sekitar 50 % kasus terjadi pada bayi dengan BB kurang dari 4000 g. bayi posterm dan makrosomia beresiko mengvalami distosia bahu karena pertumbuhan trunkal dan bahu tidak sesuai dengan pertumbuhan kepala pada masa akhir kehamilan. Faktor resiko lainnya adalah obesitas maternal, riwayat melahirkan bayi besar, diabetes mellitus, dan diabetes gestational. Distosia bahu harus dicurigai pada pemanjangan kala II atau pemanjangan fase deselerasi pada kala I.
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Salah satu kriteria diagnosis distosia bahu adalah bila dalam persalinan pervagina untuk melahirkan bahu harus dilakukan maneuver khusus. Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria objektif untuk menentukan adanya distosia bahu yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh tubuh. Nilai normal interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan seluruh tubuh adalah 24 detik , pada distosia bahu 79 detik. Mereka mengusulkan bahwa distosia bahu adalah bila interval waktu tersebut > 60 detik.
American College of Obstetrician and Gynecologist (2002) menyatakan bahwa angka kejadian distosia bahu bervariasi antara 0.6 – 1.4% dari persalinan normal.
Distosia ialah kesulitan dalam jalannya persalinan atau dapat didefenisikan Distosia ialah persalinan atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan, yaitu :
1.    Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang efektif atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan power).
2.     Perubahan struktur pelvis (jalan lahir / passage)
3.    Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar dan jumlah bayi (penumpang/passenger).
4.    Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan.
5.    Respons psikologi ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, budaya dan warisannya sistem pendukung.
B. Etiologi
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, yaitu kegagalan bahu untuk “melipat” ke dalam panggul (misal : pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.
Faktor-faktor penyebab dari Distosia bahu bermacam-macam antara lain : kehamilan postern, paritas wanita hamil dengan diabetes melitus dan hubungan antara ibu hamil yang makannya banyak bertambah besarnya janin masih diragukan.
C. Patofisiologi
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus
pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.

D. Tanda – tanda dan Gejala
1.    Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal.
2.    Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga obese.
3.    Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak berhasil melahirkan bahu.

E. Komplikasi
1.    Komplikasi Maternal
·      Perdarahan pasca persalinan
·      Fistula Rectovaginal
·      Simfisiolisis atau diathesis, dengan atau tanpa “transient femoral neuropathy”
·      Robekan perineum derajat III atau IV
·      Rupture Uteri
2.    Komplikasi Fetal
·      Brachial plexus palsy
·      Fraktura Clavicle
·      Kematian janin
·      Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
·      Fraktura humerus


F.Faktor Resiko Terjadinya Distosia Bahu
 Kelainan bentuk panggul, diabetes gestasional, kehamilan postmature, riwayat persalinan dengan distosia bahu dan ibu yang pendek.
1.      Maternal
·      Kelainan anatomi panggul
·      Diabetes Gestational
·      Kehamilan postmatur
·      Riwayat distosia bahu
·      Tubuh ibu pendek
2.      Fetal
·      Dugaan macrosomia
3.      Masalah persalinan
·      Assisted vaginal delivery (forceps atau vacum)
·      “Protracted active phase” pada kala I persalinan
·      “Protracted” pada kala II persalinan
Distosia bahu sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah atau pada gangguan persalinan kala I dan atau kala II yang memanjang.
G. Predisposisi distosia bahu
a)    Ibu mengalami diabetes mellitus.
b)   Multipara.
c)    Riwayat penyakit keturunan: diabetes mellitus
d)   Ibu mengalami obesitas.
e)    Bayi besar.
f)    Adanya kesulitan pada riwayat persalinan yang terdahulu
g)   Terjadi Cephalo Pelvic Dispropotion (CPD) yaitu ketidaksesuaian antara kepala dan panggul yang diakibatkan karena :
ü Diameter anteroposterior panggul dibawah ukuran normal
ü Abnormalitas panggul sebagai akibat dari infeksi tulang panggul (rakhitis) dan kecelakaan.
h)   Fase aktif yang lebih panjang dari keadaan normal. Fase aktif yang memanjang menandakan adanya CPD.
i)     Penurunan kepala sangat lambat atau sama sekali tidak terjadi penurunan kepala.
j)     Mekanisme persalinan tidak terjadi rotasi dalam (putar paksi dalam) sehingga memerlukan tindakan forcep atau vakum. Hal ini menunjukkan adanya CPD dan mengindikasikan pertimbangan dilaksanakan seksiosesarea.
H.Pemeriksaan Penunjang
1.    Palpasi dan Balotemen: Leopold I : teraba kepala (balotemen) di fundus uteri
2.    Vaginal Toucher : teraba bokong yang lunak dan iregular
3.    X-ray : Dapat membedakan dengan presentasi kepala dan pemeriksaan ini penting untuk menentukan jenis presentasi sungsang dan jumlah kehamilan serta adanya kelainan kongenital lain
4.    Ultrasonografi: Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh operatorberpengalaman dapat menentukan :
ü  Presentasi janin
ü  Ukuran
ü  Jumlah kehamilan
ü  Lokasi plasenta
ü  Jumlah cairan amnion
ü  Malformasi jaringan lunak atau tulang janin
I.     Penanganan
1.    Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup lebar dan janin diusahakan lahir atau bahu diperkecil dengan melakukan kleidotomi unilateral atau bilateral.
2.    Dalam posisi ibu berbaring terlentang, mintalah ia untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya. Mintalah bantuan dua orang asisten untuk menekan fleksi kedua lututnya ibu ke arah dada.
3.    Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfektankan tingkat tinggi. Lakukan tarikan yang kuat dan terus menerus ke arah bawah pada kepala janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfisi pubis.
Catatan : Hindari tarikan yang berlebihan pada kepala yang dapat mengakibat trauma pada pleksus brakhralis. Mintalah seseorang asisten untuk melakukan tekanan secara srimultan kearah bawah pada daerah supra pubis untuk membantu persalinan bahu. Catatan : jangan lakukan tekanan fundus. Hal ini dapat mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat mengakibatkan ruptura uteri.
4.    Jika bayi masih belum dapat dilahirkan :
·      Pakailah sarung tangan yang telah didisinfektan tingkat tinggi, masukkan tangan kedalam vagina.
·      Lakukan penekanan pada bahu yang terletak didepan dengan arah sternum bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu.
·      Jika diperlukan, dilakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan arah sternum.
5.    Jika bahu masih belum dapat dilahirkan setelah dilakukan tindakan diatas
·      Masukkan tangan kedalam vagina.
·      Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakkan lengan ke arah dada.
6.    Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, pilihan lain adalah :
·       Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu depan.
·       Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan belakang (Ida Bagus, 2001)





















ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN TEORI
PADA NY “....” G.... P.... HAMIL ....
DENGAN ....

Tempat Pengkajian                  :          
Tanggal/Waktu Pengkajian     :          
Nama Pengkaji                        :          

I.          PENGKAJIAN
1.    Pengkajian
A.      Data Subjektif
1.      Biodata
Nama          : Untuk memanggil,mengenal dan menghindari kekeliruan
Umur          : Untuk mengetahui keadaan ibu terutama mengenai organ-
organ reproduksi ibu antara yang usia dini, usia reproduktif dan yang tua. Pada usia dini yaitu usia <18 tahun  selain organ reproduksinya belum matang, kesiapan mental juga berpengaruh pada psikologi ibu. Umur 20-35 tahun adalah usia reproduktif sedang , > 35 tahun resiko tinggi.
Agama        : Untuk mengetahui kepercayaan ibu saat memberikan asuhan atas bimbingan do’a saat komplikasi atau kegawatan untuk memberikan nasehat dalam mengatasi masalah dengan memberikan dukungan moral sesuai kepercayaan
Suku           : Untuk mengetahui kebiasaan / adat istiadat ibu saat memberikanasuhan atas komplikasi dalam kelahiran karena adat yang berbeda.
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkatan pengetahuan sehingga dalam memberikan asuhan sesuai dengan pengetahuannya.
Pekerjaan    : Pekerjaan suami untuk mengetahui status ekonomi, Pekerjaan ibu untuk mengetahui aktivitas ibu sehari – hari.

Alamat       : Untuk mengetahui alamat ibu jika sewaktu – waktu ada komplikasi bisa langsung menghubungi keluarga dirumah. Ada beberapa wanita tidak memiliki rumah dan tempat tinggal diperkampungan menghambat kemampuannya mempertahankan hygiene dirinya,membuatnya beresiko tinggi terjangkit penyakit tertentu, misalnya : Batuk darah.
2.      Keluhan utama
Ditanyakan apakah penderita datang untuk memeriksakan dirinya / ada keluhan lain yang sedang dialami ibu. Ditanyakan kepada ibu ini kehamilan keberapa, usia, sejak kapan kenceng-kenceng, sejak kapan keluar lendir darah, mengeluarkan air ketuban.

3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan kepada ibu usia kehamilannya, serta untuk mengetahui kondisi atau keluhan ibu saat ini. Menanyakan apakah saat ini ibu mengalami penyakit menurun seperti kencing manis, darah tinggi, penyakit menular seperti batuk darah, penyakit kuning, penyakit menular seksual seperti HIV/aids dan penyakit sistemik seperti jantung,ginjal dan anemia.

4.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Ditanyakan apakah ibu  selama hamil ataupun sebelum hamil ibu pernah mengalami penyakit menurun seperti kencing manis,darah tinggi, penyakit menular seperti batuk darah, penyakit kuning, penyakit menular seksual seperti HIV/aids dan penyakit  sistemik seperti  jantung, ginjal dan anemia. Ditanyakan apakah ibu pernah operasi/tidak.

5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga terutama anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular dan tinggal satu rumah seperti batuk darah, penyakit kuning dan penyakit yang dapat diturunkan seperti  jantung, darah tinggi, kencing manis,riwayat penyakit menular seksual seperti HIV/aids. Riwayat keturunan kembar dalam keluarga istri maupun suami.
6.      Riwayat menstruasi
Pengkajian tentang haid pertama kali yang dialami ibu, jarak haid bulan pertama dan berikutnya,normal haid dan siklus haid 21-35 hari. banyaknya darah biasanya ditandai dengan banyaknya ganti pembalut setiap harinya, keluhan saat haid (nyeri haid). Ada keputihan/tidak, banyaknya haid normalnya 30-40cc (cair/beku, warna, bau), keteraturan haid, ditanyakan pada ibu HPHT.
(a)  Lama haid
normalnya 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan sampai 7-8 hari.
(b)   Keluhan (nyeri haid)
Haid nyeri tidak memberikan kesan pada kita tentang alat kandungan
(c)   Keputihan/flour albus
Pada umumnya cairan didalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering tidak ada keluhan. Kadang flour albus banyak dan menyebabkan gatal sekitar kemaluan. Maka harus dicari apakah tidak disebabkan oleh gonococcus tricomonas vaginalis/kandida albican.

7.      Riwayat Obstetrik
a)      Kehamilan
Ditanyakan pada ibu merupakan hamil anak keberapa, umur kehamilan,masalah/komplikasi yang dialami ibu.
b)   Persalinan
Ditanyakan jenis persalinan yang lalu, penolong, tempat dan adanya komplikasi
1.      Jenis            : spontan, bantuan (forsep,vacum) atau SC
2.      Penolong     : bidan, dokter, atau dukun
3.      Tempat        : rentan terjangkit infeksi / tidak, ibu nyaman
                      /tidak
4.      Komplikasi  : adalah komplikasi saat persalinan

c)      Anak
Ditanyakan kepada ibu BB/PB bayi ibu setelah lahir dari persalinan yang lalu, Jenis kelamin, Hidup atau mati, Tunggal atau ganda dan usia anak ibu dari persalinan yang lalu.
d)     Laktasi
Ditanyakan lama pemberian ASI kepada anak ibu dari persalinan yang lalu, masalah atau komplikasi yang terjadi saat laktasi.
e)    Nifas
Ditanyakan lama nifas dan komplikasi saat nifas.

Penulisan Riwayat Obstetrik adalah menggunakan tabel. Contoh tabel riwayat obstetrik adalah sebagai berikut.
Kehamilan
Persalinan
Anak
Laktasi
Nifas
ke
UK
Kmp
JP
Pnlg
Tempat
Kmp
BB/PB
JK
H/M
T/G
usia
Lama
Kmp
Lama
Kmp













8.      Riwayat kehamilan ini / ANC / TT
1.      1-3 bulan kehamilan
Selama hamil berapakali ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, dimana, siapa, keluhan yang dialami, mendapatkan terapi apa saja, konseling yang didapat.
2.      4-6 bulan kehamilan
Ibu merasakan gerakan janin sejak kapan
3.      7-9 bulan kehamilan
Sejak kapan ibu mulai mengeluarkan ASI
Riwayat kehamilan ini dapat dituliskan menggunakan tabel sebagai berikut :
TM
Keluhan Utama
Frek.
Tempat
Penolong
Konseling
Terapi
I






II






III







9.    Riwayat Kontrasepsi
Kb apa saja yang pernah digunakan ibu,berapa lama ibu menggunakan KB tersebut. Kapan dan mengapa berhenti dari KB tersebut, keluhan selama ikut KB dan rencana  setelah nifas.
10.  Riwayat Pernikahan
Ditanyakan menikah berapa kali,berapa lama menikah,usia pertama menikah,pernikahan keberapa dan istri keberapa,karena dapat mempengaruhi psikologis ibu sekaligus untuk mengetahui nilai sosial anak yang dilahirkan.
11.  Pola Kebiasaan Sehari-hari
Ditanyakan pada ibu apakah pola kegiatan sehari – hari. Misalnya makan,minum,personal hygiene, eliminasi, istirahat, aktivitas dan istirahat apakah ada perubahan dari sebelum hamil sampai saat ini.
Pola kebiasaan sehari-hari dapat dituliskan menggunakan tabel sebagai berikut :
NO.
Pola Kebiasaan
Sebelum Hamil
Selama Hamil
1.
Nutrisi


2.
Eliminasi
-       Pola BAK
-       Pola BAB




3.
Istirahat




4.
Personal Hygine





5.
Aktivitas


6.
Kebiasaan hidup sehat




7.
Aktivitas Seksual



12.  Riwayat Psikososial Budaya
Ditanyakan pada ibu tentang komunikasi dengan keluarga lancar / tidak,bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi,ditanyakan keadaan ibu,keadaan emosional saat hamil,keluarga dan orang lain. Respon keluarga terhadap kehamilan (mendukung/tidak) siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga.


B.       Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
KU                             :           Untuk mengetahui keadaan umum ibu.
           Baik/Cukup/Lemah
Kesadaran                  :           Composmentis/Apatis/Samnolen
/Sophor/Koma/Delirium
Status Emosional       :           Untuk mengetahui status emosional ibu,
Stabil atau tidak stabil
Cara berjalan              :           Untuk mengetahui cara berjalan ibu
Normal/Pincang
BB sebelum hamil      :           Untuk mengetahui BB ibu sebelum hamil                                          agar dapat mengkaji kenaikan berat badan                                               ibu
BB sekarang               :           Untuk mengetahui atau menilai BB ibu saat
hamil agar dapat menilai apakah kenaikan
BB ibu masih dalam status normal atau tidak, Kenaikan BB normal pada ibu hamil adalah 12,5
TB                              :           Diameter untuk menilai status kesehatan
tubuh serta IMT dan untuk menilai apakah
tinggi badan ibu normal atau tidak. Tinggi
badan normal pada ibu hamil adalah >145
cm apabila kurang dari 145 cm dapat di
diagnosa ibu mengalami panggul sempit
LILA                          :           Pada ibu hamil normalnya 23 cm
TTV                            :           TD       =          Meningkat menjelang
persalinan
Nadi    =          Normalnya 60-80x/menit
           S          =          Normalnya 36,5°c - 37,5°c
RR      =          Normalnya 16-20 x/menit

HPL                           :           Untuk mengetahui tafsiran persalinan ibu
2.      Pemeriksaan Fisik
Kepala
:
Kulit kepala bersih/tidak, rambut bersih/tidak, rontok/tidak, ada ketombe/Tidak, ada bekas luka/tidak, ada benjolan abnormal/tidak dan ada nyeri tekan/tidak
Muka
:
ada cloasma gravidarum/tidak, odema/tidak, anemis/tidak
Mata
:
Simetris/tidak, Sklera putih/tidak, conjungtiva merah muda/tidak, penglihatan baik/tidak, odem palpebra/tidak, dan pupil isohor/anisohor
Hidung
:
Terdapat pernafasan cuping hidung/tidak,ada polip/tidak, ada secret/tidak, ada serumen atau tidak, epistaksis/tidak
Mulut/gigi
:
Simetris/tidak, stomatitis/tidak, mukosa bibir lembab/tidak, gigi caries/tidak, ada ginggivitis/tidak, lidah bashlack/tidak, terdapat pembesaran tonsil/tidak
Telinga
:
Simetris/tidak, ada serumen/tidak, ada secret/tidak, pendengaran baik/tidak, terdapat perdarahan/tidak
Leher
:
ada pelebaran vena jugularis/tidak, ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak, ada pembesaran limfe/tidak
Dada
:
ada retraksi dinding dada/tidak, ada ronki/tidak, ada weezing/tidak, denyut jantung normal/tidak
Payudara
:
Payudara simetris/tidak, payudara kiri lebih besar daripada payudara kanan karena pada payudara sebelah kiri terdapat organ jantung, payudara menggantung/tidak, kedua puting susu menonjol/tidak, terdapat hiperpigmentasi areola mamae/tidak, terdapat  benjolan abnormal pada payudara kanan dan kiri/tidak, tegang/tidak, ada nyeri tekan/tidak, ada pembesaran limfe/tidak, colostrum sudah keluar pada payudara sebelah kanan dan kiri/tidak
Abdomen
:
Pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan/tidak, ada bekas luka (operasi) pada abdomen/tidak, ada striae/tidak, terdapat linea nigra/tidak, ada linea alba/tidak, pusat mendatar/menonjol, tampak gerakan janin/tidak
a.       Leopold I
:
Untuk mengetahui TFU dan meraba bagian janin yang ada di fundus, dengan telapak tangan, sifat kepala adalah besar, bundar, melenting
b.      Leopold II
:
Untuk menentukan dimana letak punggung anak, dan dimana letaknya bagian terkecil
c.       Leopold III


d.      Leopold IV


:


:
Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP/Belum
Untuk menentukan berapa masuknya bagian bawah janin ke dalam PAP
a.       Jika kedua tangan konvergen, hanya bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
b.      Jika kedua tangan sejajar maka separuh dari kepala masuk panggul
c.       Jika kedua tangan divergen. Maka sebagian besar dari kepala sudah masuk PAP.
TBJ






1.      Menggunakan Mc. Donald
2.      Menggunakan Leopold















3.      Tekhnik WHO















His
:






:



:














(TFU(Dalam cm-n)x155
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih diatas spina ischiadika
N = 11 bila kepala sudah dibawah spina ischiadika

Umur kehamilan = TFU (cm)



Akhir bulan 1  = TFU belum teraba
Akhir bulan 2  = TFU dibelakang sympis
Akhir bulan 3  = TFU 1-2 jari diatas
                            sympisis
Akhir bulan  4 = TFU pertengahan
Sympisis - Pusat
Akhir bulan 5 = TFU 2-3 jari dibawah
pusat
Akhir bulan 6 = TFU setinggi pusat
Akhir bulan 7 = TFU 2-3 jari diatas pusat
Akhir bulan 8 = TFU pertengahan pusat-px
Akhir bulan 9 = TFU 3 jari dibawah px
Akhir bulan 10 = TFU sama dengan kehamilan 8 bulan namun melebar ke samping
(Rustum Mochtar. 1998 : 52)
Untuk mengatur penurunan bagian terbawah dengan metode 5 jari
5/5 = Bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas sympisis
4/5 = Bagian 1/5  terbawah janin masuk PAP
3/5 = Bagian 2/5 terbawah janin masuk PAP
2/5 =  Bagian 3/5 terbawah janin masuk PAP (tidak dapat digerakkan)
1/5 = Bagian 4/5 terbawah janin teraba diatas sympisis
0/5 = Seluruh bagian masuk PAP, tidak    teraba dengan pemeriksaan luar.


3x dalam 10 detik, durasi 30 detik, kekuatan sedang
DJJ
:
DJJ NORMAL:120-160x/menit
Genetalia
:
Vulva bersih/tidak, odema/tidak, ada condiloma talata/tidak, ada condiloma akuminata/tidak, bartolintis/tidak, ada bekas luka parut pada perineum/tidak, flour albus/tidak, terlihat pengeluaran lendir bercampur darah/tidak
Anus
:
Hemorrhoid/tidak
Ekstremitas Atas
:
Simetris/tidak, varises/tidak, pergerakan bebas/tidak, kedua tangan odema/tidak, reflek patella / tidak
Ekstremitas Bawah


Pemeriksaan panggul




Punggung
:


:




:
Simetris/tidak, varises/tidak, ada luka/tidak, pergerakan bebas/tidak, kedua kaki odem/tidak, reflek patella/tidak
Distansia spinarum
Distansia cristarum    
Bodeloque     
Lingkar panggul        

Lordosis


3.      Pemeriksaan Penunjang
a.       Hb                        :           anemia/tidak
b.      Protein Urine        :           Apabila protein urine positif (+) maka memicuterjadinyapre eklampsia/eklampsia
c.       Reduksi Urine      :           Apabila reduksi urine positif (+) maka memicu terjadinya DM
d.      USG                     :           membantu penegakan diagnosa





           
  II.     INTERPRETASI DATA DASAR
Ds
:
Ibu mengatakan hamil anak ke .... dengan usia kehamilan .... ibu mengeluh perutnya terasa mulas dan kenceng – kenceng sejak pukul .... serta mengeluarkan lendir dan darah dari jalan lahir .Ibu datang ke BPS ....
Do
:
a.       Pemeriksaan umum
KU                           :
Kesadaran                :
Status emosional      :
Cara berjalan            :
BB sekarang             :
BB sebelum hamil    :
TB                            :
LILA                        :
TTV                          : TD =           Nadi    =
                                    S    =           RR     =
HPL                         :
b.      Pemeriksaan fisik     : Pemeriksaan fisik yang menunjang diagnosa
c.       Pemeriksaan penunjang :


Masalah               :   -
Ds                        :   -
Do                        :  -
Dx
:
Ny “ .... “ G.... P..... Hamil ....  I/T/H
Dengan …

III.     IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Mengkaji masalah yang timbul bila masalah sebelumnya tidak teratasi
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengenali kebutuhan tindakan segera sebagai langkah penyelamatan ibu dan bayi apabila kegawat daruratan terjadi. 
V.      INTERVENSI
Rencana tindakan/Rasional
Contoh :
1.      Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ Ibu mengetahui keadaannya sehingga lebih kooperatif
2.      Jelaskan tanda-tanda permulaan dan mulainya persalinan
R/ Pengenalan lebih dini oleh bidan membuat ibu lebih kooperatif dan sebagai pengetahuan awal sebelum menjalani persalinan
3.      Periksa dan pantau DJJ, nadi, kontraksi uterus setiap 30 menit, TD dan suhu setiap 2 jam
R/ Mengetahui keadaan ibu dan janin
4.      Periksa dan pantau penurunan kepala per 4 jam atau jika ada indikasi
R/ Mengetahui kemajuan persalinan
VI.   IMPLEMENTASI        
Melakukan rencana yang dibuat pada intervensi

VII.EVALUASI 
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian di evaluasi untuk menilai ke efektifannya. Tentukan apa perlu dikaji ulang/ diteruskan sesuai dengan rencana kebutuhan saat itu.
Tanggal ....                       Waktu ....
S
=
Menilai keadaan yang dirasakan ibu dan hasil pengkajian subjektif
O
=
Yang menunjang mengapa diagnosa ditegakkan dari pengkajian objektif
A
=
Diagnosa, kesimpulan dari data S dan O (Subjektif dan Objektif)
P
=
Sesuatu yang perlu di kerjakan, jika di intervensi kurang/tidak mengatasi masalah

Catatan perkembangan
Tanggal .... Waktu ....
Ditulis dalam bentuk soap sesuai perubahan kala (I, II, III, IV)







ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “E’’GII P10001 HAMIL 39 MINGGUA/T/H
INPARTU KALA I DILATASI MAKSIMAL DENGAN DISTOSIA BAHU

Tempat Pengkajian                  :           BPS Kasih Bunda
Tanggal/Waktu Pengkajian     :           16 Desember 2008/  22.00 WIB
Nama Pengkaji                        :           Ouut Vita Ayu Anita

I.                   PENGKAJIAN
A.  Data Subyektif
1.    Identitas
Nama Ibu
:
Ny. “E’’
Nama Suami
:
Tn. “S”
Umur
:
29 tahun
Umur
:
38 tahun
Agama
:
Islam
Agama
:
Islam
Suku/Bangsa
:
Sunda/Indonesia
Suku/Bangsa
:
Palembang/Indonesia
Pendidikan
:
SD
Pendidikan
:
STM
Pekerjaan
:
IRT
Pekerjaan
:
Petani
Alamat

:

Jalan Mawar Merah Harapan Jaya  Sukarame BDL

2.    Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah sejak tanggal 16 Desember 2008pada pukul 05.00 WIB.

3.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun seperti kencing manis, batuk darah, darah tinggi, kurang darah, penyakit kuning, jantung dan ginjal serta penyakit menular seksual.
4.    Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan sejak dulu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, penyakit menular seperti batuk darah, penyakit kuning, dan juga tidak sedang menderita penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Ibu juga mengatakan bahwa ibu tidak pernah menjalani operasi apapun serta tidak mempunyai alergi terhadap obat.
5.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti kencing manis dan darah tinggi. Penyakit menular seperti batuk darah dan penyakit kuning. Serta tidak ada yang mempunyai penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Di dalam keluarga juga tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
6.    Riwayat menstruasi
Menarche                     :16 tahun
Siklus                           : 28 hari
Lama                           : 7 hari                         
Warna                          : merah kehitaman
Sifat Darah                  : Cair agak kental
Banyak Darah             : 2-3x ganti pembalut
Bau                              : Anyir
Disminore                    : tidak ada            
Keputihan                    : Sebelum haid
HPHT                          : 31 Maret 2008
Kehamilan
Persalinan
Anak
Laktasi
Nifas
Ke
UK
Kmp
JP
Pnlg
Kmp
BB/PB
JK
H/M
T/G
Usia
Lama
Kmp
Lama
Kmp
1
39 mg
Tidak ada
Spontan
Bidan
Tidak ada
2800gr/ 47cm
H
T
4th
1 th
Tidak ada
1 bln 10 hari
Tidak ada
Hamil ini
7.    Riwayat Obstetrik
8.    Riwayat kehamilan
TM
Keluhan Utama
Frek.
Tempat
Penolong
Konseling
Terapi
I
Mual dan muntah
2 kali
BPS
Bidan
-       Makanan bergizi
-       Makan sedikit tapi sering
B6
II
Tidak ada
3 kali
BPS
Bidan
-       Istirahat cukup
-       Bekerja ringan
FE, Fit C, Kalk
III
Pegal pada pinggang
2 kali
BPS
Bidan
-       Istirahat cukup
-       Melakukan mobilisasi yang baik
-        
FE, Fit C, Kalk  TT3

9.    Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan setelah menikah tidak menggnakan KB karena ibu tidak ingin menunda kehamilan, setelah anak pertama lahir ibu menggunakan Kb suntik 3 bulan selama 8 tahun, lalu ibu berhenti menggunakan Kb karena ingin merencanakan kehamilan, setelah anak kedua lahir ibu ingin menggunakan Kb susuk atau implan.
10.    Riwayat Pernikahan
Usia Menikah              : 18 tahun
Lama menikah             : 10 tahun
Menikah ke                  : 1
Status                          : Sah
11.    Pola Kebiasaan Sehari-hari
NO
Pola Kebiasaan
Selama Hamil
Saat Inpartu
1.
Nutrisi
a.       Pola makan
b.      Jenis makanan
c.       Alergi makanan/obat
d.      Pantangan
e.       Pola minum
f.       Jenis minuman

3-4 kali/hari
Nasi, sayur, ikan, buah
Tidak ada
Tidak ada
8-10 gelas/hari
Air putih dan susu

1 kali
Nasi, Tempe, sayur sop
Tidak ada
Tidak ada
5 gelas
Air putih, susu, teh manis



2.
Eliminasi
a.       Pola BAK
Warna
Bau
Konsistensi
Jumlah
b.      Pola BAB
Warna
Konsistensi

4-5 kali/hari
Kuning
Amoniak
Cair
Banyak
1 kali/hari
Kuning
Lunak

2 kali
Kuning
Amoniak
Cair
Banyak
Tidak BAB
-
-
3.
Istirahat
a.       siang
b.      malam

2 jam/hari
7-8 jam/hari

-
-
4.
Personal Hygine
a.       Mandi/ tempat
b.      Keramas
c.       Gosok gigi
d.      Ganti CD
e.       Tempat BAB

3 kali/hari/ kamar mandi
1 kali/hari
3 kali/hari
3 kali/ hari
WC

-
-
-
-
-
5.
Aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah tangga
-
6.
Kebiasaan hidup sehat
a.       Merokok, miras
b.      Jamu
c.       Binatang peliharaan



Tidak pernah
Tidak pernah

Tidak ada



Tidak pernah
Tidak pernah

Tidak ada

7.
Aktivitas Seksual
1        kali/minggu
-

12.     Riwayat Psikososial Budaya
Ibu mengatakan suami dan ibu menerima kehamilan ini. ibu juga mengatakan menganut adat Jawa. Komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa. Suami bertindak sebagai pencari nafkah dan pengambil keputusan.
B.  Data Obyektif
4.   Pemeriksaan Umum
KU                            : Baik
Kesadaran                 : Composmentis
Status Emosional      : Stabil
Cara berjalan             : Normal
BB sekarang             : 60 kg
BB sebelum hamil     : 45 kg
TB                             : 159 cm
LILA                                    : 26 cm
TTV                          : TD = 110/80 mmHg              Nadi    = 86 x/menit
 S    = 36,50C                         RR       = 22 x/menit
HPL                          : 7 Januari 2009


5.      Pemeriksaan Fisik
Kepala
:
Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan abnormal dan tidak nyeri tekan
Muka
:
Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema, tidak anemis
Mata
:
Simetris, Sklera putih, conjungtiva merah muda, penglihatan baik, tidak ada odem palpebra, dan pupil isohor
Hidung
:
Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada serumen, tidak epistaksis
Mulut/gigi
:
Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab ,tidak ada gigi caries, tidak ada gigi palsu, tidak ada gingivitis, lidah tidak ada baselack, tidak ada pembesaran tonsil
Telinga
:
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada secret, pendengaran baik, tidak ada perdarahan
Leher
:
Tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada
:
Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada ronki, tidak ada weezing, denyut jantung normal
Payudara
:
Payudara simetris, payudara kiri lebih besar daripada payudara kanan, payudara menggantung, kedua puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae, tidak ada benjolan abnormal pada payudara kanan dan kiri, kedua  payudara teraba tegang, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe, colostrum sudah keluar pada payudara sebelah kanan dan kiri
Abdomen
:
Pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka (oprasi) pada abdomen, ada striae albican, terdapat linea nigra, ada linea alba, pusat mendatar, tidak tampak gerakan janin
a.       Leopold I
:
TFU 2 jari dibawah px (40 cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
b.      Leopold II
:
Bagian kiri ibu teraba bagian keras, datar, memanjang, ada tahanan (PUKI), bagian kiri ibu teraba benjolan kecil janin (ekstremitas)
c.       Leopold III

d.      Leopold IV

:

:
Teraba bagian keras, bulat, melenting, tidak dapat digoyangkan/ballottement (kepala)
Bagian terendah janin sudah masuk panggul, tangan petugas tidak dapat bertemu (divergen), penurunan bagian terendah janin (kepala) 4/5
e.       TBJ
f.       His
:
:
40-11x155 = 4495gram
3x10’x30’’
g.      DJJ
:
142x/menit, teratur
Genetalia
:
Vulva bersih, tidak odema, tidak ada condiloma talata, tidak ada condiloma akuminata, tidak tampak bartolintis, ada bekas luka parut pada perineum, terlihat pengeluaran lendir bercampur darah
Pemeriksaan dalam  : Portio lunak, eff 75%, pembukaan 8 cm, ketuban belum pecah, presentasi kepala, UUK jam 11, Moulase 0, tidak ada bagian kecil janin di sisi kanan dan kiri kepala janin, tidak ada tali pusat yang menumbung. Kepala janin melewati bidang hodge III
Anus
:
Tidak ada hemorrhoid
Ekstremitas Atas
:
Simetris, tidak varises, pergerakan bebas, kedua tangan tidak odem, reflek patella +/+
Ekstremitas Bawah


Pemeriksaan panggul
Punggung
:


:
:
Simetris, tidak varises, tidak ada luka, pergerakan bebas, kedua kaki tidak odem, reflek patella +/+

-
Lordosis


6.      Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
II.                INTERPRETASI DATA DASAR
Ds : Ibu mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah sejak tanggal 16 Desember 2008pada pukul 05.00 WIB.
Do : KU                                : Baik
Kesadaran                      : Composmentis
TTV                               : TD = 110/80 mmHg              Nadi    = 86 x/menit
                                    S    = 36,50C                            RR       = 22 x/menit
Payudara
:
Payudara simetris, payudara kiri lebih besar daripada payudara kanan, payudara menggantung, kedua puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae, tidak ada benjolan abnormal pada payudara kanan dan kiri, kedua  payudara teraba tegang, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe, colostrum sudah keluar pada payudara sebelah kanan dan kiri
Abdomen
:
Pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka (oprasi) pada abdomen, ada striae albican, terdapat linea nigra, ada linea alba, pusat mendatar, tidak tampak gerakan janin
a.       Leopold I
:
TFU 2 jari dibawah px (40 cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
b.      Leopold II
:
Bagian kiri ibu teraba bagian keras, datar, memanjang, ada tahanan (PUKI), bagian kiri ibu teraba benjolan kecil janin (ekstremitas)
c.       Leopold III

d.      Leopold IV


:

:
Teraba bagian keras, bulat, melenting, tidak dapat digoyangkan/ballottement (kepala)
Bagian terendah janin sudah masuk panggul, tangan petugas tidak dapat bertemu (divergen), penurunan bagian terendah janin (kepala) 4/5
e.       TBJ
f.       His
:
:
40-11x155 = 4495gram
3x10’x30’’
g.      DJJ
:
142x/menit, teratur
Genetalia
:
Vulva bersih, tidak odema, tidak ada condiloma talata, tidak ada condiloma akuminata, tidak tampak bartolintis, ada bekas luka parut pada perineum, terlihat pengeluaran lendir bercampur darah
Pemeriksaan dalam  : Portio lunak, eff 75%, pembukaan 8 cm, ketuban belum pecah, presentasi kepala, UUK jam 11, Moulase 0, tidak ada bagian kecil janin di sisi kanan dan kiri kepala janin, tidak ada tali pusat yang menumbung. Kepala janin melewati bidang hodge III
Dx: Pada Ny “E’’GII P10001 Hamil 39 Minggu A/T/HInpartu Kala I Dilatasi Maksimal Dengan  suspek Distosia Bahu
III.             IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
·                     Distosia Bahu
·                     Asfiksia

IV.             IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
·                     Melakukan rujukan
V.                INTERVENSI
1.                Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ Ibu mengetahui keadaannya sehingga lebih kooperatif
2.                Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada persalinan.
R/ Agar ibu dan keluarga mengetahui tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada persalinan dengan janin besar.
3.                  Lakukan observasi
R/ Agar ibu mengetahuai keadaannya saat ini dan ibu dapat menjaga    kesehatannya dan janin
4.                  Mempersiapkan rujukan
R/ mempermudah proses rujukan.
VI.             IMPLEMENTASI
Tanggal : 16 Desember 2008                           Jam : 22.30 WIB
1.    Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
keadaan ibu dan janin baik-baik, namun perkiraan janin besar.
2.Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada persalinan yaitu distosia bahu.
3. Melakukan observasi TTV dan DJJ
4. Melakukan persiapan rujukan BAKSO KUDA
VII.          EVALUASI 
Tanggal : 16 Desember 2008                          Jam : 22.45 WIB
S
=
Ibu memahami tentang apa yang dijelaskan oleh bidan
O
=
Keadaan ibu baik, ekspresi muka tampak lebih tenang dan dapat menjelaskan kembali penjelasan bidan
A
=
Ny “E’’ GII P10001 Hamil 39 Minggu A/T/HInpartu Kala I Dilatasi Maksimal Dengan  suspek Distosia Bahu
P
=
1.      Pantau keadaan ibu dan janin dalam proses rujukan
2.      Lakukan kolaborasi dengan Dokter SpOG.





















BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
 Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan. tanda dan gejala terjadinya distosia bahu yaitu: Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga obese. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak berhasil melahirkan bahu. Untuk penatalaksanaannya dengan melakukan episotomi secukupnya dan manuver Mc Robert’s karena maneuver Mc Robert sebagai pilihan utama adalah sangat beralasan

B.        SARAN
1. Ibu Hamil
Diharapkan kepada ibu selama dalam masa kehamilan agar melakukan kunjungan / pemeriksaan kehamilan, untuk mengetahui perubahan berat badan pada ibu dan bayi bertambah atau tidak sesuai dengan usia kehamilan ataupun ibu yang mengalami riwayat penyakit sistematik. Agar nantinya bisa didiagnosa apakah ibu bisa bersalin dengan normal atau tidak.
2. Petugas Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar mampu menekan AKI/AKB dengan cara mengurangi komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu hamil.
3. Penulis
Agar dapat meningkatkan pengetahuan maupun wawasan pembelajaran serta pengalaman dalam praktek asuhan kebidanan. Khususnya mengenai asuhan kebidanan ibu bersalin dengan komplikasi seperti distosia bahu.







DAFTAR PUSTAKA
ü  Llwenllyn – Jones, Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6 Jakarta : Hipokrates, 2001
ü  Mochtar Rustam, (1998) Sinopsis Obstetri 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta: 2006
ü  Winkjosastro, Hanifah. Ilmu Kebidanan. Edisi 3 Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : 2006.
ü  Winkjosastro, Hanifah. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : 2002.
ü  Sondakh, jenny. Asuhan kebidanan dan BBL. Penerbit Erlangga. Jakarta: 2013.