ASUHAN KEBIDANAN
KEGAWAT DARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
“DISTOSIA JALAN LAHIR”
DI
SUSUN OLEH
OUUT VITA AYU ANITA
AKADEMI
KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas
kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan karunia-Nya, penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
DISTOSIA JALAN LAHIR” dengan baik.
Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ”Asuhan Kegawat daruratan”. Selama
menyelesaikan asuhan kebidanan ini, penyusun tidak lepas dari dorongan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan asuhan kebidanan ini dengan semaksimal mungkin.
Penyusun menyadari
adanya kekurangan yang terdapat dalam asuhan kebidanan ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangundari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan asuhan kebidanan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak
pihak.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setelah kelahiran kepala, akan
terjadi perputaran lagi paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu
normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring
(oblique) dibawah ramus publis. Dorongan saat ibu mengedan akan menyebabkan
bahu depan (anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk mengadakan
putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan tetap berada pada posisi anterior posterior, pada bayi yang
besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis.
Distosia bahu terutama disebabkan
oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk “melipat” kedalam panggul (misal
pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek
pada multipara sehingga kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak
melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah
panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum bahu berhasil melipat
masuk kedalam panggul.
Janin besar adalah bila berat badan
melebihi dari 4000 gram. Frekuensi bayi yang lahir dengan badan lebih dari 4000
gram adalah 5,3 % dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4 %. Pernah dilaporkan
berat bayi lahir pervaginam 10,8 – 11,3 Kg (Lewellpyn, 2001).
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar pembaca dapat mengetahui tentang
persalinan yang patologis khususnya persalinan dengan distosia bahu dan dapat
mengetahui cara menangani bila mendapatkan kasus distosia bahu.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang distosia bahu
b. Agar
tidak terjadi kesalahan dalam mendiagnosis suatu tindakan
c. Agar
dapat melakukan segera dalam penanganannya.
1.3 Manfaat Penulisan
·
Meningkatkan pengetahuan dan teori
serta praktek
·
Mahasiswi bisa lebih kompeten dalam
memberi asuhan kebidanan
·
Mengurangi angka kematian maternal
dan neonatal
·
Mendeteksi dini kemungkinan adanya
penyulit / masalah dalam persalinan
·
Meningkatkan kesadaran diri terhadap
ibu agar memeriksakan dirinya secara rutin pada waktu kehamilan agar dapat
mengetahui adanya komplikasi pada ibu dan janinnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Distosia bahu didefinisikan sebagai
impaksi (hambatan) lahirnya bahu bayi setelah lahirnya kepala dan berkaitan
dengan peningkatan insidensi morbiditas dan mortalitas bayi akibat cedera
pleksus brachialis dan asfiksia. Diagnosis ini harus dipikirkan ketika dengan
traksi kebawah yang memadai tidak dapat melahirkan bahu. Tanda distosia bahu
lainnya adalah jika setelah kepala melalui serviks kemudian tampak kepala
kembali tertarik balik ke dalam (turtle sign)
Distosia bahu biasanya terdapat
kasus makrosomia. Resiko nya meningkat 11 kali lipat bayi dengan BB 4000 g dan
22 kali lipat pada bayi 4500 g. sekitar 50 % kasus terjadi pada bayi dengan BB
kurang dari 4000 g. bayi posterm dan makrosomia beresiko mengvalami distosia
bahu karena pertumbuhan trunkal dan bahu tidak sesuai dengan pertumbuhan kepala
pada masa akhir kehamilan. Faktor resiko lainnya adalah obesitas maternal,
riwayat melahirkan bayi besar, diabetes mellitus, dan diabetes gestational.
Distosia bahu harus dicurigai pada pemanjangan kala II atau pemanjangan fase
deselerasi pada kala I.
Distosia bahu ialah kelahiran kepala
janin dengan bahu anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa
lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium,
tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya
distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat
dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Salah satu kriteria diagnosis
distosia bahu adalah bila dalam persalinan pervagina untuk melahirkan bahu
harus dilakukan maneuver khusus. Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria
objektif untuk menentukan adanya distosia bahu yaitu interval
waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh tubuh. Nilai normal interval
waktu antara persalinan kepala dengan persalinan seluruh tubuh adalah 24 detik
, pada distosia bahu 79 detik. Mereka mengusulkan bahwa distosia bahu adalah
bila interval waktu tersebut > 60 detik.
American College of Obstetrician and
Gynecologist (2002) menyatakan bahwa angka kejadian distosia bahu bervariasi
antara 0.6 – 1.4% dari persalinan normal.
Distosia ialah kesulitan dalam
jalannya persalinan atau dapat didefenisikan Distosia ialah persalinan atau
abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima
faktor persalinan, yaitu :
1. Persalinan
disfungsional akibat kontraksi uterus yang efektif atau akibat upaya mengedan
ibu (kekuatan power).
2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir /
passage)
3. Sebab-sebab
pada janin, meliputi kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar dan
jumlah bayi (penumpang/passenger).
4. Posisi
ibu selama persalinan dan melahirkan.
5. Respons
psikologi ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, budaya
dan warisannya sistem pendukung.
B. Etiologi
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul,
yaitu kegagalan bahu untuk “melipat” ke dalam panggul (misal : pada makrosomia)
disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara
sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat
pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul
setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil melipat masuk ke
dalam panggul.
Faktor-faktor penyebab dari Distosia
bahu bermacam-macam antara lain : kehamilan postern, paritas wanita hamil
dengan diabetes melitus dan hubungan antara ibu hamil yang makannya banyak
bertambah besarnya janin masih diragukan.
C. Patofisiologi
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar
yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu
pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus
pubis.
Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di
bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu
miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan
terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir
mengikuti kepala.
D. Tanda – tanda dan Gejala
1. Pada
proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Pada distosia
bahu kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar
yang normal.
2. Ukuran
kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula
dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga obese.
3. Usaha
untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak berhasil
melahirkan bahu.
E. Komplikasi
1. Komplikasi
Maternal
· Perdarahan
pasca persalinan
· Fistula
Rectovaginal
· Simfisiolisis
atau diathesis, dengan atau tanpa “transient femoral neuropathy”
· Robekan
perineum derajat III atau IV
· Rupture
Uteri
2. Komplikasi
Fetal
· Brachial
plexus palsy
· Fraktura
Clavicle
· Kematian
janin
· Hipoksia
janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
· Fraktura
humerus
F.Faktor Resiko Terjadinya Distosia Bahu
Kelainan
bentuk panggul, diabetes gestasional, kehamilan postmature, riwayat persalinan
dengan distosia bahu dan ibu yang pendek.
1. Maternal
· Kelainan
anatomi panggul
· Diabetes
Gestational
· Kehamilan
postmatur
· Riwayat
distosia bahu
· Tubuh ibu
pendek
2. Fetal
· Dugaan
macrosomia
3. Masalah
persalinan
· Assisted
vaginal delivery (forceps atau vacum)
· “Protracted
active phase” pada kala I persalinan
· “Protracted”
pada kala II persalinan
Distosia
bahu sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah atau pada
gangguan persalinan kala I dan atau kala II yang memanjang.
G. Predisposisi
distosia bahu
a) Ibu
mengalami diabetes mellitus.
b) Multipara.
c) Riwayat
penyakit keturunan: diabetes mellitus
d) Ibu
mengalami obesitas.
e) Bayi
besar.
g) Terjadi
Cephalo Pelvic Dispropotion (CPD) yaitu ketidaksesuaian antara kepala dan
panggul yang diakibatkan karena :
ü Diameter
anteroposterior panggul dibawah ukuran normal
ü Abnormalitas
panggul sebagai akibat dari infeksi tulang panggul (rakhitis) dan kecelakaan.
h) Fase
aktif yang lebih panjang dari keadaan normal. Fase aktif yang memanjang
menandakan adanya CPD.
i) Penurunan
kepala sangat lambat atau sama sekali tidak terjadi penurunan kepala.
j) Mekanisme persalinan tidak terjadi rotasi dalam
(putar paksi dalam) sehingga memerlukan tindakan forcep atau vakum. Hal ini
menunjukkan adanya CPD dan mengindikasikan pertimbangan dilaksanakan
seksiosesarea.
H.Pemeriksaan
Penunjang
1. Palpasi
dan Balotemen: Leopold I : teraba kepala (balotemen) di fundus uteri
2. Vaginal
Toucher : teraba bokong yang lunak dan iregular
3. X-ray
: Dapat membedakan dengan presentasi kepala dan pemeriksaan ini penting untuk
menentukan jenis presentasi sungsang dan jumlah kehamilan serta adanya kelainan
kongenital lain
4. Ultrasonografi:
Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh operatorberpengalaman dapat menentukan :
ü Presentasi
janin
ü Ukuran
ü Jumlah
kehamilan
ü Lokasi
plasenta
ü Jumlah
cairan amnion
ü Malformasi
jaringan lunak atau tulang janin
I.
Penanganan
1. Pada
kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup lebar
dan janin diusahakan lahir atau bahu diperkecil dengan melakukan kleidotomi
unilateral atau bilateral.
2. Dalam
posisi ibu berbaring terlentang, mintalah ia untuk menekuk kedua tungkainya dan
mendekatkan lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya. Mintalah bantuan dua orang
asisten untuk menekan fleksi kedua lututnya ibu ke arah dada.
3. Dengan
memakai sarung tangan yang telah didisinfektankan tingkat tinggi. Lakukan
tarikan yang kuat dan terus menerus ke arah bawah pada kepala janin untuk
menggerakkan bahu depan dibawah simfisi pubis.
Catatan : Hindari tarikan yang berlebihan pada kepala yang dapat mengakibat trauma pada pleksus brakhralis. Mintalah seseorang asisten untuk melakukan tekanan secara srimultan kearah bawah pada daerah supra pubis untuk membantu persalinan bahu. Catatan : jangan lakukan tekanan fundus. Hal ini dapat mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat mengakibatkan ruptura uteri.
Catatan : Hindari tarikan yang berlebihan pada kepala yang dapat mengakibat trauma pada pleksus brakhralis. Mintalah seseorang asisten untuk melakukan tekanan secara srimultan kearah bawah pada daerah supra pubis untuk membantu persalinan bahu. Catatan : jangan lakukan tekanan fundus. Hal ini dapat mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat mengakibatkan ruptura uteri.
4. Jika
bayi masih belum dapat dilahirkan :
· Pakailah
sarung tangan yang telah didisinfektan tingkat tinggi, masukkan tangan kedalam
vagina.
· Lakukan
penekanan pada bahu yang terletak didepan dengan arah sternum bayi untuk
memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu.
· Jika
diperlukan, dilakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan arah sternum.
5. Jika
bahu masih belum dapat dilahirkan setelah dilakukan tindakan diatas
· Masukkan
tangan kedalam vagina.
· Raih
humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi pada siku,
gerakkan lengan ke arah dada.
6. Jika
semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, pilihan lain adalah :
· Patahkan
klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu depan.
· Lakukan
tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan belakang (Ida Bagus,
2001)
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN TEORI
PADA NY “....” G.... P....
HAMIL ....
DENGAN ....
Tempat Pengkajian :
Tanggal/Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :
I.
PENGKAJIAN
1. Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Untuk
memanggil,mengenal dan menghindari kekeliruan
Umur : Untuk
mengetahui keadaan ibu terutama mengenai organ-
organ reproduksi ibu antara yang usia
dini, usia reproduktif dan yang tua. Pada usia dini yaitu usia <18
tahun selain organ reproduksinya belum
matang, kesiapan mental juga berpengaruh pada psikologi ibu. Umur 20-35 tahun
adalah usia reproduktif sedang , > 35 tahun resiko tinggi.
Agama : Untuk
mengetahui kepercayaan ibu saat memberikan asuhan atas bimbingan do’a saat
komplikasi atau kegawatan untuk memberikan nasehat dalam mengatasi masalah
dengan memberikan dukungan moral sesuai kepercayaan
Suku : Untuk
mengetahui kebiasaan / adat istiadat ibu saat memberikanasuhan atas komplikasi
dalam kelahiran karena adat yang berbeda.
Pendidikan : Untuk
mengetahui tingkatan pengetahuan sehingga dalam memberikan asuhan sesuai dengan
pengetahuannya.
Pekerjaan : Pekerjaan
suami untuk mengetahui status ekonomi, Pekerjaan ibu untuk mengetahui aktivitas
ibu sehari – hari.
Alamat : Untuk
mengetahui alamat ibu jika sewaktu – waktu ada komplikasi bisa langsung
menghubungi keluarga dirumah. Ada beberapa wanita tidak memiliki rumah dan
tempat tinggal diperkampungan menghambat kemampuannya mempertahankan hygiene
dirinya,membuatnya beresiko tinggi terjangkit penyakit tertentu, misalnya :
Batuk darah.
2.
Keluhan
utama
Ditanyakan
apakah penderita datang untuk memeriksakan dirinya / ada keluhan lain yang
sedang dialami ibu. Ditanyakan kepada ibu ini kehamilan keberapa, usia, sejak
kapan kenceng-kenceng, sejak kapan keluar lendir darah, mengeluarkan air
ketuban.
3.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Ditanyakan kepada ibu
usia kehamilannya, serta untuk mengetahui kondisi atau keluhan ibu saat ini. Menanyakan
apakah saat ini ibu mengalami penyakit menurun seperti kencing manis, darah
tinggi, penyakit menular seperti batuk darah, penyakit kuning, penyakit menular
seksual seperti HIV/aids dan penyakit sistemik seperti jantung,ginjal dan
anemia.
4.
Riwayat
Kesehatan Dahulu
Ditanyakan apakah
ibu selama hamil ataupun sebelum hamil
ibu pernah mengalami penyakit menurun seperti kencing manis,darah tinggi,
penyakit menular seperti batuk darah, penyakit kuning, penyakit menular seksual
seperti HIV/aids dan penyakit sistemik
seperti jantung, ginjal dan anemia. Ditanyakan
apakah ibu pernah operasi/tidak.
5.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai
latar belakang kesehatan keluarga terutama anggota keluarga yang mempunyai
penyakit menular dan tinggal satu rumah seperti batuk darah, penyakit kuning
dan penyakit yang dapat diturunkan seperti
jantung, darah tinggi, kencing manis,riwayat penyakit menular seksual
seperti HIV/aids. Riwayat keturunan kembar dalam keluarga istri maupun suami.
6.
Riwayat
menstruasi
Pengkajian
tentang haid pertama kali yang dialami ibu, jarak haid bulan pertama dan
berikutnya,normal haid dan siklus haid 21-35 hari. banyaknya darah biasanya
ditandai dengan banyaknya ganti pembalut setiap harinya, keluhan saat haid
(nyeri haid). Ada keputihan/tidak, banyaknya haid normalnya 30-40cc (cair/beku,
warna, bau), keteraturan haid, ditanyakan pada ibu HPHT.
(a) Lama haid
normalnya
3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan sampai 7-8 hari.
(b) Keluhan (nyeri haid)
Haid
nyeri tidak memberikan kesan pada kita tentang alat kandungan
(c) Keputihan/flour albus
Pada
umumnya cairan didalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang
patologis dan sering tidak ada keluhan. Kadang flour albus banyak dan menyebabkan
gatal sekitar kemaluan. Maka harus dicari apakah tidak disebabkan oleh
gonococcus tricomonas vaginalis/kandida albican.
7.
Riwayat
Obstetrik
a) Kehamilan
Ditanyakan
pada ibu merupakan hamil anak keberapa, umur kehamilan,masalah/komplikasi yang
dialami ibu.
b) Persalinan
Ditanyakan
jenis persalinan yang lalu, penolong, tempat dan adanya komplikasi
1. Jenis :
spontan, bantuan (forsep,vacum) atau SC
2. Penolong :
bidan, dokter, atau dukun
3. Tempat :
rentan terjangkit infeksi / tidak, ibu nyaman
/tidak
4. Komplikasi : adalah komplikasi saat persalinan
c) Anak
Ditanyakan kepada ibu BB/PB bayi ibu
setelah lahir dari persalinan yang lalu, Jenis kelamin, Hidup atau mati,
Tunggal atau ganda dan usia anak ibu dari persalinan yang lalu.
d) Laktasi
Ditanyakan lama pemberian ASI kepada
anak ibu dari persalinan yang lalu, masalah atau komplikasi yang terjadi saat
laktasi.
e) Nifas
Ditanyakan
lama nifas dan komplikasi saat nifas.
Penulisan
Riwayat Obstetrik adalah menggunakan tabel. Contoh tabel riwayat obstetrik
adalah sebagai berikut.
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Laktasi
|
Nifas
|
|||||||||||
ke
|
UK
|
Kmp
|
JP
|
Pnlg
|
Tempat
|
Kmp
|
BB/PB
|
JK
|
H/M
|
T/G
|
usia
|
Lama
|
Kmp
|
Lama
|
Kmp
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
|
8.
Riwayat
kehamilan ini / ANC / TT
1. 1-3 bulan kehamilan
Selama
hamil berapakali ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, dimana, siapa, keluhan
yang dialami, mendapatkan terapi apa saja, konseling yang didapat.
2. 4-6 bulan kehamilan
Ibu
merasakan gerakan janin sejak kapan
3. 7-9 bulan kehamilan
Sejak
kapan ibu mulai mengeluarkan ASI
Riwayat
kehamilan ini dapat dituliskan menggunakan tabel sebagai berikut :
TM
|
Keluhan Utama
|
Frek.
|
Tempat
|
Penolong
|
Konseling
|
Terapi
|
I
|
|
|
|
|
|
|
II
|
|
|
|
|
|
|
III
|
|
|
|
|
|
|
9.
Riwayat
Kontrasepsi
Kb apa saja yang pernah digunakan
ibu,berapa lama ibu menggunakan KB tersebut. Kapan dan mengapa berhenti dari KB
tersebut, keluhan selama ikut KB dan rencana
setelah nifas.
10. Riwayat Pernikahan
Ditanyakan menikah berapa kali,berapa
lama menikah,usia pertama menikah,pernikahan keberapa dan istri keberapa,karena
dapat mempengaruhi psikologis ibu sekaligus untuk mengetahui nilai sosial anak
yang dilahirkan.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Ditanyakan pada ibu apakah pola kegiatan
sehari – hari. Misalnya makan,minum,personal hygiene, eliminasi, istirahat,
aktivitas dan istirahat apakah ada perubahan dari sebelum hamil sampai saat
ini.
Pola
kebiasaan sehari-hari dapat dituliskan menggunakan tabel sebagai berikut :
NO.
|
Pola
Kebiasaan
|
Sebelum
Hamil
|
Selama
Hamil
|
1.
|
Nutrisi
|
|
|
2.
|
Eliminasi
-
Pola BAK
-
Pola BAB
|
|
|
3.
|
Istirahat
|
|
|
4.
|
Personal Hygine
|
|
|
5.
|
Aktivitas
|
|
|
6.
|
Kebiasaan hidup sehat
|
|
|
7.
|
Aktivitas Seksual
|
|
|
12. Riwayat Psikososial Budaya
Ditanyakan pada ibu tentang komunikasi
dengan keluarga lancar / tidak,bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi,ditanyakan keadaan ibu,keadaan emosional saat hamil,keluarga dan
orang lain. Respon keluarga terhadap kehamilan (mendukung/tidak) siapa yang
mengambil keputusan dalam keluarga.
B.
Data
Obyektif
1.
Pemeriksaan
Umum
KU : Untuk mengetahui keadaan umum ibu.
Baik/Cukup/Lemah
Kesadaran : Composmentis/Apatis/Samnolen
/Sophor/Koma/Delirium
Status
Emosional : Untuk mengetahui status emosional ibu,
Stabil atau tidak stabil
Cara
berjalan : Untuk mengetahui cara berjalan ibu
Normal/Pincang
BB sebelum hamil : Untuk mengetahui BB ibu sebelum hamil agar
dapat mengkaji kenaikan berat badan ibu
BB sekarang : Untuk
mengetahui atau menilai BB ibu saat
hamil agar dapat menilai apakah kenaikan
BB ibu
masih dalam status normal atau tidak, Kenaikan BB normal pada ibu hamil adalah
12,5
TB : Diameter untuk menilai status
kesehatan
tubuh serta IMT dan untuk menilai apakah
tinggi badan ibu normal atau tidak. Tinggi
badan normal pada ibu hamil adalah >145
cm apabila kurang dari 145 cm dapat di
diagnosa ibu mengalami panggul sempit
LILA : Pada ibu hamil normalnya 23 cm
TTV : TD = Meningkat menjelang
persalinan
Nadi = Normalnya
60-80x/menit
S = Normalnya
36,5°c - 37,5°c
RR = Normalnya 16-20 x/menit
HPL : Untuk mengetahui tafsiran persalinan
ibu
2.
Pemeriksaan
Fisik
Kepala
|
:
|
Kulit kepala bersih/tidak, rambut bersih/tidak,
rontok/tidak, ada ketombe/Tidak, ada bekas luka/tidak, ada benjolan
abnormal/tidak dan ada nyeri tekan/tidak
|
Muka
|
:
|
ada cloasma gravidarum/tidak, odema/tidak,
anemis/tidak
|
Mata
|
:
|
Simetris/tidak,
Sklera putih/tidak, conjungtiva merah muda/tidak, penglihatan baik/tidak,
odem palpebra/tidak, dan pupil isohor/anisohor
|
Hidung
|
:
|
Terdapat
pernafasan cuping hidung/tidak,ada polip/tidak, ada secret/tidak, ada serumen
atau tidak, epistaksis/tidak
|
Mulut/gigi
|
:
|
Simetris/tidak,
stomatitis/tidak, mukosa bibir lembab/tidak, gigi caries/tidak, ada ginggivitis/tidak,
lidah bashlack/tidak, terdapat pembesaran tonsil/tidak
|
Telinga
|
:
|
Simetris/tidak, ada serumen/tidak, ada
secret/tidak, pendengaran baik/tidak, terdapat perdarahan/tidak
|
Leher
|
:
|
ada pelebaran vena jugularis/tidak, ada pembesaran
kelenjar tyroid/tidak, ada pembesaran limfe/tidak
|
Dada
|
:
|
ada retraksi dinding dada/tidak, ada ronki/tidak,
ada weezing/tidak, denyut jantung normal/tidak
|
Payudara
|
:
|
Payudara
simetris/tidak, payudara kiri lebih besar daripada payudara kanan karena pada
payudara sebelah kiri terdapat organ jantung, payudara menggantung/tidak,
kedua puting susu menonjol/tidak, terdapat hiperpigmentasi areola
mamae/tidak, terdapat benjolan
abnormal pada payudara kanan dan kiri/tidak, tegang/tidak, ada nyeri
tekan/tidak, ada pembesaran limfe/tidak, colostrum sudah keluar pada payudara
sebelah kanan dan kiri/tidak
|
Abdomen
|
:
|
Pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan/tidak,
ada bekas luka (operasi) pada abdomen/tidak, ada striae/tidak, terdapat linea
nigra/tidak, ada linea alba/tidak, pusat mendatar/menonjol, tampak gerakan
janin/tidak
|
a.
Leopold
I
|
:
|
Untuk mengetahui TFU dan meraba
bagian janin yang ada di fundus, dengan telapak tangan, sifat kepala adalah
besar, bundar, melenting
|
b.
Leopold
II
|
:
|
Untuk menentukan dimana letak punggung anak, dan
dimana letaknya bagian terkecil
|
c.
Leopold
III
d.
Leopold
IV
|
:
:
|
Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah
dan apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP/Belum
Untuk
menentukan berapa masuknya bagian bawah janin ke dalam PAP
a.
Jika
kedua tangan konvergen, hanya bagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
b.
Jika
kedua tangan sejajar maka separuh dari kepala masuk panggul
c.
Jika
kedua tangan divergen. Maka sebagian besar dari kepala sudah masuk PAP.
|
TBJ
1.
Menggunakan
Mc. Donald
2.
Menggunakan
Leopold
3.
Tekhnik
WHO
His
|
:
:
:
|
(TFU(Dalam
cm-n)x155
N
= 13 bila kepala belum melewati PAP
N
= 12 bila kepala masih diatas spina ischiadika
N
= 11 bila kepala sudah dibawah spina ischiadika
Umur
kehamilan = TFU (cm)
Akhir
bulan 1 = TFU belum teraba
Akhir
bulan 2 = TFU dibelakang sympis
Akhir
bulan 3 = TFU 1-2 jari diatas
sympisis
Akhir
bulan 4 = TFU pertengahan
Sympisis
- Pusat
Akhir
bulan 5 = TFU 2-3 jari dibawah
pusat
Akhir
bulan 6 = TFU setinggi pusat
Akhir
bulan 7 = TFU 2-3 jari diatas pusat
Akhir
bulan 8 = TFU pertengahan pusat-px
Akhir
bulan 9 = TFU 3 jari dibawah px
Akhir
bulan 10 = TFU sama dengan kehamilan 8 bulan namun melebar ke samping
(Rustum
Mochtar. 1998 : 52)
Untuk
mengatur penurunan bagian terbawah dengan metode 5 jari
5/5
= Bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas sympisis
4/5
= Bagian 1/5 terbawah janin masuk PAP
3/5
= Bagian 2/5 terbawah janin masuk PAP
2/5
= Bagian 3/5 terbawah janin masuk PAP
(tidak dapat digerakkan)
1/5
= Bagian 4/5 terbawah janin teraba diatas sympisis
0/5
= Seluruh bagian masuk PAP, tidak
teraba dengan pemeriksaan luar.
3x
dalam 10 detik, durasi 30 detik, kekuatan sedang
|
DJJ
|
:
|
DJJ
NORMAL:120-160x/menit
|
Genetalia
|
:
|
Vulva bersih/tidak, odema/tidak, ada condiloma talata/tidak,
ada condiloma akuminata/tidak, bartolintis/tidak, ada bekas luka parut pada
perineum/tidak, flour albus/tidak, terlihat pengeluaran lendir bercampur
darah/tidak
|
Anus
|
:
|
Hemorrhoid/tidak
|
Ekstremitas Atas
|
:
|
Simetris/tidak,
varises/tidak, pergerakan bebas/tidak, kedua tangan odema/tidak, reflek
patella / tidak
|
Ekstremitas Bawah
Pemeriksaan
panggul
Punggung
|
:
:
:
|
Simetris/tidak, varises/tidak, ada luka/tidak,
pergerakan bebas/tidak, kedua kaki odem/tidak, reflek patella/tidak
Distansia spinarum
Distansia cristarum
Bodeloque
Lingkar panggul
Lordosis
|
3.
Pemeriksaan
Penunjang
a.
Hb : anemia/tidak
b.
Protein
Urine : Apabila protein urine positif (+) maka memicuterjadinyapre
eklampsia/eklampsia
c.
Reduksi
Urine : Apabila reduksi urine positif (+) maka memicu terjadinya
DM
d.
USG : membantu penegakan diagnosa
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
Ds
|
:
|
Ibu mengatakan hamil anak ke .... dengan usia
kehamilan .... ibu mengeluh perutnya terasa mulas dan kenceng – kenceng sejak
pukul .... serta mengeluarkan lendir dan darah dari jalan lahir .Ibu datang
ke BPS ....
|
Do
|
:
|
a.
Pemeriksaan
umum
KU :
Kesadaran :
Status emosional :
Cara berjalan :
BB sekarang :
BB sebelum hamil :
TB :
LILA :
TTV :
TD = Nadi =
S = RR =
HPL :
b.
Pemeriksaan
fisik : Pemeriksaan fisik yang
menunjang diagnosa
c.
Pemeriksaan
penunjang :
|
|
|
Masalah : -
Ds : -
Do : -
|
Dx
|
:
|
Ny “
.... “ G.... P..... Hamil .... I/T/H
Dengan …
|
III. IDENTIFIKASI
MASALAH POTENSIAL
Mengkaji
masalah yang timbul bila masalah sebelumnya tidak teratasi
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengenali
kebutuhan tindakan segera sebagai langkah penyelamatan ibu dan bayi apabila
kegawat daruratan terjadi.
V. INTERVENSI
Rencana
tindakan/Rasional
Contoh :
1.
Jelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu
R/ Ibu
mengetahui keadaannya sehingga lebih kooperatif
2.
Jelaskan
tanda-tanda permulaan dan mulainya persalinan
R/
Pengenalan lebih dini oleh bidan membuat ibu lebih kooperatif dan sebagai
pengetahuan awal sebelum menjalani persalinan
3.
Periksa
dan pantau DJJ, nadi, kontraksi uterus setiap 30 menit, TD dan suhu setiap 2
jam
R/
Mengetahui keadaan ibu dan janin
4.
Periksa
dan pantau penurunan kepala per 4 jam atau jika ada indikasi
R/
Mengetahui kemajuan persalinan
VI. IMPLEMENTASI
Melakukan
rencana yang dibuat pada intervensi
VII.EVALUASI
Penatalaksanaan yang telah
dikerjakan kemudian di evaluasi untuk menilai ke efektifannya. Tentukan apa perlu
dikaji ulang/ diteruskan sesuai dengan rencana kebutuhan saat itu.
Tanggal .... Waktu ....
S
|
=
|
Menilai keadaan yang dirasakan
ibu dan hasil pengkajian subjektif
|
O
|
=
|
Yang menunjang mengapa diagnosa
ditegakkan dari pengkajian objektif
|
A
|
=
|
Diagnosa,
kesimpulan dari data S dan O (Subjektif dan Objektif)
|
P
|
=
|
Sesuatu
yang perlu di kerjakan, jika di intervensi kurang/tidak mengatasi masalah
|
Catatan
perkembangan
Tanggal ....
Waktu ....
Ditulis dalam
bentuk soap sesuai perubahan kala (I, II, III, IV)
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “E’’GII P10001 HAMIL 39 MINGGUA/T/H
INPARTU KALA I DILATASI MAKSIMAL DENGAN DISTOSIA
BAHU
Tempat
Pengkajian : BPS Kasih Bunda
Tanggal/Waktu
Pengkajian : 16 Desember 2008/
22.00 WIB
Nama Pengkaji : Ouut Vita Ayu Anita
I.
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1.
Identitas
Nama Ibu
|
:
|
Ny. “E’’
|
Nama Suami
|
:
|
Tn. “S”
|
Umur
|
:
|
29 tahun
|
Umur
|
:
|
38 tahun
|
Agama
|
:
|
Islam
|
Agama
|
:
|
Islam
|
Suku/Bangsa
|
:
|
Sunda/Indonesia
|
Suku/Bangsa
|
:
|
Palembang/Indonesia
|
Pendidikan
|
:
|
SD
|
Pendidikan
|
:
|
STM
|
Pekerjaan
|
:
|
IRT
|
Pekerjaan
|
:
|
Petani
|
Alamat
|
:
|
Jalan Mawar Merah
Harapan Jaya Sukarame BDL
|
2.
Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan nyeri
dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah sejak tanggal 16 Desember 2008pada pukul 05.00 WIB.
3.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita
penyakit apapun seperti kencing manis, batuk darah, darah tinggi, kurang darah,
penyakit kuning, jantung dan ginjal serta penyakit menular seksual.
4.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan sejak dulu tidak pernah menderita
penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, penyakit menular seperti
batuk darah, penyakit kuning, dan juga tidak sedang menderita penyakit menular
seksual seperti HIV/AIDS. Ibu juga mengatakan bahwa ibu tidak pernah menjalani
operasi apapun serta tidak mempunyai alergi terhadap obat.
5.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya maupun
keluarga suami tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti kencing manis
dan darah tinggi. Penyakit menular seperti batuk darah dan penyakit kuning.
Serta tidak ada yang mempunyai penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Di
dalam keluarga juga tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
6.
Riwayat menstruasi
Menarche :16
tahun
Siklus :
28 hari
Lama : 7
hari
Warna : merah
kehitaman
Sifat Darah : Cair
agak kental
Banyak Darah : 2-3x
ganti pembalut
Bau : Anyir
Disminore : tidak
ada
Keputihan : Sebelum
haid
HPHT : 31
Maret 2008
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Laktasi
|
Nifas
|
||||||||||
Ke
|
UK
|
Kmp
|
JP
|
Pnlg
|
Kmp
|
BB/PB
|
JK
|
H/M
|
T/G
|
Usia
|
Lama
|
Kmp
|
Lama
|
Kmp
|
1
|
39
mg
|
Tidak
ada
|
Spontan
|
Bidan
|
Tidak
ada
|
2800gr/
47cm
|
♂
|
H
|
T
|
4th
|
1
th
|
Tidak
ada
|
1
bln 10 hari
|
Tidak
ada
|
Hamil
ini
|
7.
Riwayat Obstetrik
8.
Riwayat kehamilan
TM
|
Keluhan Utama
|
Frek.
|
Tempat
|
Penolong
|
Konseling
|
Terapi
|
I
|
Mual dan muntah
|
2 kali
|
BPS
|
Bidan
|
-
Makanan bergizi
-
Makan sedikit tapi sering
|
B6
|
II
|
Tidak ada
|
3 kali
|
BPS
|
Bidan
|
-
Istirahat cukup
-
Bekerja ringan
|
FE, Fit C, Kalk
|
III
|
Pegal pada pinggang
|
2 kali
|
BPS
|
Bidan
|
-
Istirahat cukup
-
Melakukan mobilisasi yang baik
-
|
FE, Fit C, Kalk TT3
|
9. Riwayat
Kontrasepsi
Ibu mengatakan setelah menikah tidak menggnakan KB
karena ibu tidak ingin menunda kehamilan, setelah anak pertama lahir ibu
menggunakan Kb suntik 3 bulan selama 8 tahun, lalu ibu berhenti menggunakan Kb
karena ingin merencanakan kehamilan, setelah anak kedua lahir ibu ingin
menggunakan Kb susuk atau implan.
10.
Riwayat Pernikahan
Usia Menikah : 18 tahun
Lama menikah : 10
tahun
Menikah ke : 1
Status : Sah
11.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
NO
|
Pola Kebiasaan
|
Selama Hamil
|
Saat Inpartu
|
1.
|
Nutrisi
a.
Pola makan
b.
Jenis makanan
c.
Alergi makanan/obat
d.
Pantangan
e.
Pola minum
f.
Jenis minuman
|
3-4 kali/hari
Nasi, sayur, ikan, buah
Tidak ada
Tidak ada
8-10 gelas/hari
Air putih dan susu
|
1 kali
Nasi, Tempe, sayur sop
Tidak ada
Tidak ada
5 gelas
Air putih, susu, teh manis
|
2.
|
Eliminasi
a.
Pola BAK
Warna
Bau
Konsistensi
Jumlah
b.
Pola BAB
Warna
Konsistensi
|
4-5 kali/hari
Kuning
Amoniak
Cair
Banyak
1 kali/hari
Kuning
Lunak
|
2 kali
Kuning
Amoniak
Cair
Banyak
Tidak BAB
-
-
|
3.
|
Istirahat
a.
siang
b.
malam
|
2 jam/hari
7-8 jam/hari
|
-
-
|
4.
|
Personal Hygine
a.
Mandi/ tempat
b.
Keramas
c.
Gosok gigi
d.
Ganti CD
e.
Tempat BAB
|
3 kali/hari/ kamar mandi
1 kali/hari
3 kali/hari
3 kali/ hari
WC
|
-
-
-
-
-
|
5.
|
Aktivitas
|
Melakukan pekerjaan rumah tangga
|
-
|
6.
|
Kebiasaan hidup sehat
a.
Merokok, miras
b.
Jamu
c.
Binatang peliharaan
|
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak ada
|
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak ada
|
7.
|
Aktivitas Seksual
|
1
kali/minggu
|
-
|
12.
Riwayat Psikososial Budaya
Ibu mengatakan suami dan ibu menerima kehamilan ini.
ibu juga mengatakan menganut adat Jawa. Komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa
Jawa. Suami bertindak sebagai pencari nafkah dan pengambil keputusan.
B. Data Obyektif
4.
Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran :
Composmentis
Status Emosional : Stabil
Cara berjalan : Normal
BB sekarang : 60 kg
BB sebelum hamil : 45 kg
TB : 159
cm
LILA :
26 cm
TTV : TD = 110/80 mmHg Nadi = 86 x/menit
S = 36,50C RR
= 22 x/menit
HPL : 7
Januari 2009
5.
Pemeriksaan Fisik
Kepala
|
:
|
Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe,
tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan abnormal dan tidak nyeri tekan
|
Muka
|
:
|
Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema, tidak anemis
|
Mata
|
:
|
Simetris, Sklera putih, conjungtiva merah muda, penglihatan baik, tidak
ada odem palpebra, dan pupil isohor
|
Hidung
|
:
|
Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada secret,
tidak ada serumen, tidak epistaksis
|
Mulut/gigi
|
:
|
Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab ,tidak ada gigi
caries, tidak ada gigi palsu, tidak ada gingivitis, lidah tidak ada baselack,
tidak ada pembesaran tonsil
|
Telinga
|
:
|
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada secret, pendengaran baik, tidak
ada perdarahan
|
Leher
|
:
|
Tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
|
Dada
|
:
|
Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada ronki, tidak ada weezing,
denyut jantung normal
|
Payudara
|
:
|
Payudara simetris, payudara kiri lebih besar daripada payudara kanan,
payudara menggantung, kedua puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae,
tidak ada benjolan abnormal pada payudara kanan dan kiri, kedua payudara teraba tegang, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran limfe, colostrum sudah keluar pada payudara
sebelah kanan dan kiri
|
Abdomen
|
:
|
Pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka
(oprasi) pada abdomen, ada striae albican, terdapat linea nigra, ada linea
alba, pusat mendatar, tidak tampak gerakan janin
|
a.
Leopold I
|
:
|
TFU 2 jari dibawah px
(40 cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
|
b.
Leopold II
|
:
|
Bagian kiri ibu teraba bagian keras, datar, memanjang, ada tahanan
(PUKI), bagian kiri ibu teraba benjolan kecil janin (ekstremitas)
|
c.
Leopold III
d.
Leopold IV
|
:
:
|
Teraba bagian keras, bulat, melenting, tidak dapat
digoyangkan/ballottement (kepala)
Bagian terendah janin
sudah masuk panggul, tangan petugas tidak dapat bertemu (divergen), penurunan
bagian terendah janin (kepala) 4/5
|
e.
TBJ
f.
His
|
:
:
|
40-11x155 = 4495gram
3x10’x30’’
|
g.
DJJ
|
:
|
142x/menit, teratur
|
Genetalia
|
:
|
Vulva bersih, tidak odema, tidak ada condiloma talata, tidak ada
condiloma akuminata, tidak tampak bartolintis, ada bekas luka parut pada
perineum, terlihat pengeluaran lendir bercampur darah
Pemeriksaan dalam : Portio
lunak, eff 75%, pembukaan 8 cm, ketuban belum pecah, presentasi kepala, UUK
jam 11, Moulase 0, tidak ada bagian kecil janin di sisi kanan dan kiri kepala
janin, tidak ada tali pusat yang menumbung. Kepala janin melewati bidang
hodge III
|
Anus
|
:
|
Tidak ada hemorrhoid
|
Ekstremitas Atas
|
:
|
Simetris, tidak varises, pergerakan bebas, kedua tangan tidak odem,
reflek patella +/+
|
Ekstremitas Bawah
Pemeriksaan panggul
Punggung
|
:
:
:
|
Simetris, tidak varises, tidak ada luka, pergerakan bebas, kedua kaki
tidak odem, reflek patella +/+
-
Lordosis
|
6.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
Ds : Ibu mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan nyeri
dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah sejak tanggal 16 Desember 2008pada pukul 05.00 WIB.
Do : KU :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
TTV :
TD = 110/80 mmHg Nadi = 86 x/menit
S
= 36,50C RR
= 22 x/menit
Payudara
|
:
|
Payudara simetris, payudara kiri lebih besar daripada payudara kanan,
payudara menggantung, kedua puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola
mamae, tidak ada benjolan abnormal pada payudara kanan dan kiri, kedua payudara teraba tegang, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran limfe, colostrum sudah keluar pada payudara
sebelah kanan dan kiri
|
Abdomen
|
:
|
Pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka
(oprasi) pada abdomen, ada striae albican, terdapat linea nigra, ada linea
alba, pusat mendatar, tidak tampak gerakan janin
|
a.
Leopold I
|
:
|
TFU 2 jari dibawah px
(40 cm), bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
|
b.
Leopold II
|
:
|
Bagian kiri ibu teraba bagian keras, datar, memanjang, ada tahanan
(PUKI), bagian kiri ibu teraba benjolan kecil janin (ekstremitas)
|
c.
Leopold III
d.
Leopold IV
|
:
:
|
Teraba bagian keras, bulat, melenting, tidak dapat
digoyangkan/ballottement (kepala)
Bagian terendah janin
sudah masuk panggul, tangan petugas tidak dapat bertemu (divergen), penurunan
bagian terendah janin (kepala) 4/5
|
e.
TBJ
f.
His
|
:
:
|
40-11x155 = 4495gram
3x10’x30’’
|
g.
DJJ
|
:
|
142x/menit, teratur
|
Genetalia
|
:
|
Vulva bersih, tidak odema, tidak ada condiloma talata, tidak ada
condiloma akuminata, tidak tampak bartolintis, ada bekas luka parut pada
perineum, terlihat pengeluaran lendir bercampur darah
Pemeriksaan dalam : Portio
lunak, eff 75%, pembukaan 8 cm, ketuban belum pecah, presentasi kepala, UUK
jam 11, Moulase 0, tidak ada bagian kecil janin di sisi kanan dan kiri kepala
janin, tidak ada tali pusat yang menumbung. Kepala janin melewati bidang
hodge III
|
Dx: Pada Ny “E’’GII P10001 Hamil 39 Minggu A/T/HInpartu
Kala I Dilatasi Maksimal Dengan suspek Distosia
Bahu
·
Distosia Bahu
·
Asfiksia
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
·
Melakukan
rujukan
V.
INTERVENSI
1.
Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ Ibu mengetahui keadaannya sehingga lebih
kooperatif
2.
Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada persalinan.
R/ Agar ibu dan keluarga mengetahui tentang kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi pada persalinan dengan janin besar.
3.
Lakukan observasi
R/ Agar ibu mengetahuai keadaannya saat ini dan ibu dapat menjaga kesehatannya dan janin
4.
Mempersiapkan rujukan
R/ mempermudah proses rujukan.
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 16 Desember
2008 Jam : 22.30
WIB
1.
Menjelaskan
hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
keadaan
ibu dan janin baik-baik, namun perkiraan janin besar.
2.Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada persalinan yaitu distosia bahu.
3. Melakukan observasi TTV dan DJJ
4. Melakukan persiapan rujukan BAKSO KUDA
VII.
EVALUASI
Tanggal : 16 Desember
2008 Jam : 22.45
WIB
S
|
=
|
Ibu memahami tentang apa yang dijelaskan oleh bidan
|
O
|
=
|
Keadaan ibu baik, ekspresi muka tampak lebih tenang dan dapat
menjelaskan kembali penjelasan bidan
|
A
|
=
|
Ny “E’’ GII P10001 Hamil 39 Minggu A/T/HInpartu Kala I Dilatasi
Maksimal Dengan suspek Distosia Bahu
|
P
|
=
|
1.
Pantau
keadaan ibu dan janin dalam proses rujukan
2.
Lakukan
kolaborasi dengan Dokter SpOG.
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Distosia bahu adalah
tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin
dilahirkan. tanda dan gejala terjadinya distosia bahu yaitu: Pada proses
persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu
kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang
normal. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar.
Begitu pula dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga obese. Usaha untuk
melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak berhasil melahirkan
bahu. Untuk penatalaksanaannya dengan melakukan episotomi secukupnya dan
manuver Mc Robert’s karena maneuver Mc Robert sebagai pilihan utama adalah
sangat beralasan
B. SARAN
1. Ibu Hamil
Diharapkan kepada ibu selama dalam
masa kehamilan agar melakukan kunjungan / pemeriksaan kehamilan, untuk
mengetahui perubahan berat badan pada ibu dan bayi bertambah atau tidak sesuai
dengan usia kehamilan ataupun ibu yang mengalami riwayat penyakit sistematik.
Agar nantinya bisa didiagnosa apakah ibu bisa bersalin dengan normal atau
tidak.
2. Petugas Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan
khususnya bidan agar mampu menekan AKI/AKB dengan cara mengurangi
komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu hamil.
3. Penulis
Agar dapat meningkatkan pengetahuan
maupun wawasan pembelajaran serta pengalaman dalam praktek asuhan kebidanan.
Khususnya mengenai asuhan kebidanan ibu bersalin dengan komplikasi seperti
distosia bahu.
DAFTAR PUSTAKA
ü Llwenllyn
– Jones, Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6 Jakarta :
Hipokrates, 2001
ü Mochtar
Rustam, (1998) Sinopsis Obstetri 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta: 2006
ü Winkjosastro,
Hanifah. Ilmu Kebidanan. Edisi 3 Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta : 2006.
ü Winkjosastro,
Hanifah. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta : 2002.
ü Sondakh,
jenny. Asuhan kebidanan dan BBL. Penerbit Erlangga. Jakarta: 2013.