Selasa, 09 Juni 2015

ASUHAN KEBIDANAN
RUPTURE SINUS MARGINALIS




DI SUSUN OLEH :

                    NURI FAWAIDAH




AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA
BONDOWOSO
2015-2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN RUPTURE SINUS MARGINALIS” untuk memenuhi tugas mata kuliah Kegawatdaruratan.
Tak lupa penyusun sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan penyusun untuk menyempurnakan penyusunan makalah selanjutnya.




                                                                                    Bondowoso, April 2015


Penyusun









                                                                
BAB I
PENDAHULUAN

1)      Latar Belakang
                  
Perdarahan pada 
kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatu kelainan yang berbahaya. Pendarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdaraha antepartum. Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan-lahir setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu, biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada sebelum kehamilan 28 minggu;oleh karena itu,memerlukan penangan yang berbeda.

Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umumnya kelainan servik, biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu dipikir bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta.
2)      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud perdarahan Antepartum ?
2.      Apa yang dimaksud Ruptura Sinus Marginalis ?
3.      Tanda gejala Rupture Sinus Marginalis ?
4.      Penyebab dari Rupture Sinus Marginalis ?
5.      Manifestasi Klinis (Diagnosis) ?
6.      Penatalaksanaan Rupture Sinus Marginalis ?
3)      Tujuan penulisan
·         Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa yang dimaksud perdarahan Antepartum dan Ruptura Sinus Marginalis
·         Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud perdarahan Antepartum
2.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud rupture sinus marginalis


BAB II

PEMBAHASAN
1.      Perdarahan Antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, R, 1998).

Perdarahan antepartum dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, ruptura sinus marginalis, atau vasa previa. Yang paling banyak menurut data RSCM jakarta tahun 1971-1975 adalah solusio plasenta dan plasenta previa. Diagnosa secara tepat sangat membantu menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Ultrasonografi merupakan motede pertama sebagai pemeriksaan penunjang dalam penegakkan plasenta previa maupun solution placenta serta ruptur sinus marginalis.
                           
2.      Ruptura Sinus Marginalis

Solusio plasenta ringan ini disebut juga rupture sinus marginalis, Ruptur Tanda dan gejalanya belum pasti diketahui secara pasti, perdarahan pada inversi velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk bisa juga menyebabkan bayi tersebut meninggal.

Ruptur Sinus Marginalis merupakan bagian dari solutio placenta ringan yang jarang didiagnosis, mungkin karena penderita selalu terlambat datang ke rumah sakit,atau tanda-tanda dan gejalanya terlampau ringan sehingga tidak menarik perhatian penderita maupun dokternya.

Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warananya akan kehitam- hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus. Walaupun demikian, bagian – bagian janin masih mudah diraba. Tekanan darah tinggi, serta tidak ada gawat janin. Uterus yang agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin tegang karena perdarahan yang berlangsung. Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan adanya solusio plasenta ringan ini adalah perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam – hitaman. (sarwono,2005)

Ruptura sinus marginalis, bila hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas. Solusio plasenta ringan atau rupture sinus marginalis adalah terlepasnya plasenta kurang dari ¼ luasnya, tidak memberikan gejala klinik dan ditemukan setelah persalinan, keadaan umum ibu dan janin tidak mengalami gangguan, persalinan berjalan dengan lancar pervaginam.(manuaba,1998).
3.      Tanda Dan Gejala
Tanda atau gejala dari Solusio plasenta Kelas 1 – ringan (Ruptura sinus marginalis) adalah:
ü  Tidak ada atau sedikit perdarahan dari vagina yang warnanya kehitam-hitaman, kalau ada perdarahan jumlahnya antara 100-200 cc.
ü   Rahim yang sedikit nyeri atau terus menerus agak tegang
ü  Tekanan darah dan frekuensi nadi ibu yang normal
ü   Tidak ada koagulopati
ü   Tidak ada gawat janin
ü  Pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan
ü  Kadar fibrinogen plasma lebih 150 mg%.
4.      Penyebab Rupture Sinus Marginalis
Penyebab primer rupture sinus marginalis belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi predisposisi:
a.    Faktor trauma
Trauma yang dapat terjadi antara lain: dekompresi uterus pada hidramnion dan gemeli, tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/ bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan; trauma langsung , seperti jatuh, kena tendang dan lain-lain. 
b.    Faktor usia ibu
Dalam penelitian prawirohardjo di RSUPNCM dilaporkan bahwa terjadinya peningkatan kejadian solusio plasenta ringan sejalan dengan meningkatnya umur ibu. Hal ini dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun. 
c.    Faktor penggunaan kokain 
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan pelepasan kotekolamin, yang mana bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan dapat berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif. Angka kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu pengguna kokain dilaporkan berkisar antara 13-35%, dan sekitar 7% pada solusio plasenta ringan. 
d.    Faktor kebiasaan merokok
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu merokok < 1 ( satu ) bungkus perhari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya. Deering dalam penelitiannya melaporkan bahwa resiko terjadinya solusio plasenta meningkat 40% untuk setiap tahun ibu merokok sampai terjadinya kehamilan.
e.    Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil lainnya yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya. 
f.     Pengaruh lain
seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan dan lain-lain. 
g.         Meskipun penyebabnya sampai kini belum diketahuidengan pasti, tetapi lebih kepada peletakan plasenta dan usia kehamilan yang semakin tua terjadi pada pertengahan segmen bawah rahim, dia akan sobek pembuluh darah pinggirnya juga akan ikut pecah sehingga terjadi ruptur, plasenta yang letaknya normal sekalipun akan meluaskan permukaannya. Sehingga mendekati atau menutup sama  sekali pembukaan jalan lahir.
( sarwono Prawirohardjo, 2005).


5.      Diagnosis
Dari hasil anamnesa terdapat perdarahan pervaginam, warnanya kehitam – hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus.  Walaupun demikian, bagian – bagian janin masih mudah diraba pada pemeriksaan dalam  terdapat pembukaan dan ketuban tegang dan menonjol. Pada waktu persalinan, perdarahan terjadi tanpa sakit dan menjelang pembukaan lengkap perlu dipikirkan kemungkinan perdarahan karna sinus marginalis yang pecah. Karena pembukaan mendekati lengkap, maka bahaya untuk ibu maupun janinnya tidak terlalu besar.Pemeriksaan penunjang,dengan ultrasonografi,dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding rahim. ( Manuaba, 1998 )

Prosedur pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis ruptura sinus marginalis antara lai
a)        Anamnesis
perasan sakit yang tiba – tiba di perut, kadang – kadang pasien dapat menunjukkan tempat ayng dirasa paling sakit; perdarahan pervaginam yang sifatnya bdapat hebat dan sekonyong – konyong ( non-recurrent ) terdiri dari bekuan – bekuan darah yang berwarna kehitaman; pergerakan anak masih terasa dan bisa diraba; kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang – kunang. Ibu terlihat anemis yang tidak sesuai denga jumlah darah yang keluar pervaginam; kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
b)        Inspeksi
Terlihat pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan; pucat, sianosis dan berkeringat dingin; terlihat darah yang berwarna kehitam – hitaman keluar pervaginam (tidak selalu).
c)        Palpasi
Teraba tinggi fundus uteri (TFU ) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan; uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois( wooden uterus ) baik waktu his maupun diluar his; nyeri  tekan ditewmpat plasenta terlepas; bagian – bagian janin masih mudah diraba, walau perut ( uterus) tegang.
d)       Auskultasi
Dapat dilakukan walau uterus tegang, bila denyut jantung terdengar biasanya diatas 140, kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari satu per tiga bagian.
e)        Pemeriksaan Dalam
Dapat diraba : servick uteri telah terbuka atau masih tertutup; kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun diluar his; apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya plasenta ini akan turun kebawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta, ini sering meragukan dengan plasenta previa.
f)         Pemeriksaan umum
Di dapatkan tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok. Nadi cepat, kecil dan filiformis.
g)        Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hasil pemeriksaan urin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan leukosit; darah: hemoglobin ( HB) menurun; periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan darah hipofibriniogenemia, maka diperiksakan ulang COT (Clot Observation Test) triap 1 jam, tes kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan test kuantitativ fibrinogen (kadar normalnya 150mg%.
h)        Pemeriksaaan plasenta
Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. Biasanya tampak tipis dan cembung dibagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplasenter.
i)          Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ditemukan antara lain:terlihat daerah terlepasnya plasenta,janin dan kandung kemih ibu,darah, tepian plasenta.
6.      Penatalaksanaan Ruptura Sinus Marginalis.
Penatalaksanaan Ruptur Sinus Marginalis di Rumah Sakit dapat dilakukan dengan cara Terapi Ekspektatif ( konservatif ). Terapi Ekspektatif ini dilakukan bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan.
1.      Tujuan supaya janin tidak terlahir premature, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Syarat-syarat terapi ekspektif :
ü  Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
ü  Belum ada tanda-tanda in partu.
ü   Keadaan umum ibu cukup baik.
ü  Janin masih hidup.
2.  Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.
3.  Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta.
4.  Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
ü  MgS04 9 IV dosis awal tunggal dilanjutkan 4 gram setiap 6 jam.
ü  Nifedipin 3 x 20 mg perhari.
ü  Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin.
5.  Uji pematangan paru janin dengan tes kocok dari hasil amniosentesis.
6. Bila setelah usia kehamilan diatas 34 minggu, plasenta masih berada disekitar ostium uteri interim.
Catatan : Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan.
Apabila usia kehamilan sudah cukup matang dan pasien menginginkan dan mampu untuk melakukan persalinan pervaginam dan tidak ada tanda-tanda bahaya maka segera lakukan persalinan spontan ( pervaginam ). Apabila direncanakan persalinan spontan maka :
ü  Pantauperdarahan pervaginam
ü  Observasi nyeri / HIS dan ketegangan rahim
ü  Observasi tanda-tanda vital
ü  Pantau tandaa-tanda koagulopati
ü  Pantau tanda-tanda kegawatdaruratan janin.
ü  Jangan lupa untuk mengatasi kecemasan pasien dengan cara melibatkan dan memberikan dukungan psikologis.

Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah luas), maka kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria, bila janin mati lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat persalinan. Seksio sesaria biasanya dilakukan pada keadaan:
ü  Anak hidup, pembukaan kecil.
ü  Terjadi toksemia berat, perdarahan agak banyak, tetapi pembukaan masih kecil.
ü  Panggul sempit atau letak lintang.



ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “P” GI P00001  HAMIL 38 MINGGU A/T/H
DENGAN RUPTURE SINUS MARGINALIS

Tempat Pengkajian                  : BPS Ny. Sulastri, Amd.Keb
Tanggal / Waktu Pengkajian  : 10 Oktober 2011 / 16.00 WIB
Nama Pengkaji                        :  Nuri Fawaidah
I PENGKAJIAN
A.    Data Subjektif
1.      Biodata
Nama Ibu  : Ny “P”                     Nama Suami   : Tn “J”
Umur         : 26 tahun                   Umur               : 30 Tahun
Agama       : Islam                        Agama            : Islam
Suku          : Madura                     Suku               : Madura
Pendidikan : SMP                        Pendidikan     : SMP
Pekerjaan   : IRT                           Pekerjaan       : Wiraswasta
Alamat      : desa Sukosari RT 08 / RW 01, Batang
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan ibu menyatakan keluar darah dari kemaluan berwarna merah kehitam-hitaman, terasa lemas dan perut terasa tegang. sejak 6 jam sebelum datang periksa.
3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan hamil anak ke 1 dengan usia kehamilan 30 minggu. Saat ini ibu tidak sedang menderita penyakit darah tinggi, kencing manis, jantung, ginjal, kurang darah, batuk darah, penyakit kuning maupun penyakit kelamin.
4.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah menderita penyakit darah tinggi, kencing manis, jantung, ginjal, kurang darah, batuk darah, penyakit kuning, maupun penyakit kelamin.
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya maupun suaminya.tidak ada yang pernah menderita penyakit darah tinggi, kencing manis, jantung, ginjal, kurang darah, penyakit kuning maupun penyakit kelamin.
6.      Riwayat Menstruasi
Menarche              : 13 tahun
Lama haid                         : 7 hari
Siklus haid                        : 28 hari
Banyak darah        : 3 x ganti pembalut
Sifat darah            : encer
Warna                    : merah
Nyeri haid             : hari pertama haid
HPHT                    :
7.      Riwayat Obstetri
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
Laktasi
Ke
UK
Komp
JP
Tempat
Penolong
Komp
JK
PB/
BB
H/
M

T/
G

Usia


Lama
Komp
lama
Komp

HAMIL INI

8.      Riwayat Kehamilan Sekarang
TM
Keluhan
Tempat periksa
Periksa
Frekuensi
Konseling
Terapi
I
Mual muntah
BPS
bidan
1 x
Makan sedikit tapi sering

II
Pusing
BPS
bidan
1 x
Minum Fe
Fe + Vit C + calk
III
Nyeri Abdomen, ibu lemas dan DJJ tidak teratur
BPS
Bidan
1 x
Istirahat dan melakukan rujukan ke RS





9.      Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa setelah menikah tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun sampai saat ini.
10.  Riwayat Pernikahan
Usia Pertama Menikah : 22 tahun
Lama Menikah              : 4 tahun
Status Pernikahan         : sah
Pernikahan Ke              : pertama
11.  Pola Kebiasaan Sehari - hari 
No
Jenis
Saat hamil
Saat inpartu
01







02



03


04






05
Nutrisi :
a.       Jenis makanan
b.      Pola makan
c.       Nafsu makan
d.      Porsi
Eliminasi
a.       BAK
b.      BAB
Istirahat
a.       Siang
b.      Malam
Personal Hygiene
a.       Mandi
b.      Gosok gigi
c.       Keramas
d.      Ganti CD
Kebiasaan
a.       Jamu
b.      Miras
c.       Rokok

Nasi, lauk pauk dan sayuran

3 x / hari

Baik

Sedang


±6 x / hari
1 x / hari

± 1 jam
± 7 jam


2 x / hari
3 x / hari

4 x / minggu
2 x / hari

-
-
-

The Manis

3 x

Cukup

3 gelas


1 x
1 x

-
-


-
-

-
-

-
-
-
12.  Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan berkomunikasi dengan bahasa Madura, berkomunikasi dengan suami, keluarga, lingkungan, suami bertindak sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan.
B.     Data Objektif
1.      Pemeriksaan Umum
KU                        : cukup
Kesadaran : komposmentis
BB sebelum : 50 kg
BB sesudah :49 kg
TTV : TD : 90 / 60 mmHg                 S : 36, 5 oC
           N   : 132 x / menit                   RR : 20 x / menit
TB / BB    : 152 cm / 49 kg
Lila            : 24 cm
HPL          :
2.      Pemeriksaan Fisik
·         Kepala : bersih, tidak rontok, tidak ada benjolan
·         Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat, tidak oedema
·         Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, ada reflek pupil
·         Hidung : ada lubang, simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada epistaksis, tidak ada pernafasan cuping hidung
·         Gilut : simetris, tidak ada caries, tidak ada gingivitis, tidak ada bash lack, tidak ada stomatitis
·         Telinga : simetris, tidak ada secret, tidak ada perdarahan
·         Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran vena jugularis
·         Dada : simetris, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing, tidak ada retraksi
·         Payudara : simetris, bentuk menggantung, ada hiperpigmentasi areola mammae, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, putting menonjol
·         Abdomen : ada linea nigra, ada linea alba, ada striae gravidarum livida, tidak ada striae alba, tidak ada bekas SC, kandung kemih kosong.

Palpasi Lepold :
-          Leopold I : TFU (32 cm), teraba bulat, lunak, kurang melenting (bokong)
-          Leopold II : teraba keras, memanjang disisi kanan ibu ( puki )
-          Lepold III : teraba keras, bulat, melenting ( preskep ) belum masuk PAP
-          Lepold IV : -
-          DJJ : 132 x / menit
-          HIS : -
-          TBJ : -
-          Abdomen tegang dan terdapat nyeri perut pada bagian bawah
Ekstermitas Atas : simetris, tidak odema, lengkap
Ekstermitas bawah : simetris, tidak odema, lengkap, ada reflek patella
Pungung : tidak kifosis, tidak lordosis, tidak skoliosis
Genetalia : vulva vagina tidak odema, tidak varises, tidak ada bekas jahitan perineum
3.      Pemeriksaan Penunjang
Hb : 10 gr / dl
Protein urine : tidak terkaji
Reduksi urine : tidak terkaji

II INTERPRETASI DATA DASAR
Ds : Ibu mengatakan ibu menyatakan keluar darah dari kemaluan berwarna merah kehitam-hitaman, terasa lemas dan perut terasa tegang. sejak 6 jam sebelum datang periksa.
              Do : KU: cukup
         Kesadaran : komposmentis
    TTV : TD : 90 / 60 mmHg                 S : 36, 5 oC
                N   : 132 x / menit                   RR : 20 x / menit
Payudara : simetris, bentuk menggantung, ada hiperpigmentasi    areola mammae, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, putting   menonjol.
Abdomen : ada linea nigra, ada linea alba, ada striae gravidarum livida, tidak ada striae alba, tidak ada bekas SC, kandung kemih kosong.
Palpasi Lepold :
-          Leopold I : TFU (32 cm), teraba bulat, lunak, kurang melenting (bokong)
-          Leopold II : teraba keras, memanjang disisi kanan ibu ( puki )
-          Lepold III : teraba keras, bulat, melenting ( preskep ) belum masuk PAP
-          Lepold IV : -
-          DJJ : 132 x / menit
-          HIS : -
-          TBJ : -
-          Abdomen tegang dan terdapat nyeri perut pada bagian bawah
Genetalia : vulva vagina tidak odema, tidak varises, tidak ada bekas jahitan perineum.
Dx : Ny “P” GI P00001  hamil 38 minggu A/T/H dengan Rupture Sinus     Marginalis.
III IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
-      
IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-    
V INTERVENSI
1.      Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ ibu mengetahui kondisinya, persamaan persepsi antara bidan dan pasien akan memudahkan tindakan berikutnya.
2.      Beritahu suami / keluarga untuk mendampingi
R/ motivasi dan dukungan emosional bagi ibu saat ibu diperiksa
3.      Beritahu ibu bahwa ibu mengalami kelainan placenta dan akan segera dirujuk
R/ ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan
4.      Berikan rasa nyaman dan aman pada ibu dan keluarga selama dilakukan proses rujukan
R/ ibu dan keluarga terlihat tenang dalam perjalanan
VI IMPLEMENTASI
1.      Menjelaskan hasil pemeriksaan
2.      Memberitahu suami / keluarga untuk menemani ibu sebagai dukungan emosional pada saat ibu periksa
3.      Memberitahu ibu dan suami bahwa ibu mengalami kelainan placenta dan akan segera dirujuk agar cepat mendapatkan penanganan
4.      Memberikan rasa nyaman saat proses rujukan agar ibu merasa tenang
VII EVALUASI
        Tanggal :
     S : Ibu mengatakan ibu menyatakan keluar darah dari kemaluan berwarna merah kehitam-hitaman, terasa lemas dan perut terasa tegang. sejak 6 jam sebelum datang periksa.
           O : KU: cukup
   Kesadaran : komposmentis
                 TTV : TD : 90 / 60 mmHg                 S : 36, 5 oC
            N   : 132 x / menit                   RR : 20 x / menit
DJJ : 132 x / menit
                  Abdomen tegang dan terdapat nyeri perut pada bagian bawah
   A : Ny “P” GI P00001  hamil 38 minggu A/T/H dengan Rupture Sinus     Marginalis.
  P :   - Menjelaskan hasil pemeriksaan
-          Memberikan dukungan kepada ibu
-          Memberitahu ibu bahwa ibu akan dirujuk
-          Memberikan rasa nyaman kepada ibu







        
            







Tidak ada komentar:

Posting Komentar