ASUHAN KEBIDANAN
“Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)”
Oleh :
NURAISYAH
AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikanAsuhan
Kebidanan yang berjudul “Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)” . Asuhan Kebidanan ini disusun
untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan
Kegawat Daruratan Maternal dan Neonatal.
Tidak lupa, kami ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan asuhan
kebidanan ini.
Kami
menyadari bahwa dalam peyusunanasuhan
kebidanan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan asuhan kebidanan selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan
ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluarendometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus
atau ruptur pada dinding tuba danperistiwa ini disebut sebagai Kehamilan
Ektopik Terganggu.Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba
(90%) terutama di ampula dan isthmus. Sangatjarang terjadi di ovarium, rongga
abdomen, maupun uterus. Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinyakehamilan
ektopik adalah penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit
radang panggul,pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine
Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,infertilitas, kontrasepsi yang
memakai progestin dan tindakan aborsi.Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik
terganggu tergantung lokasi dari implantasi. Dengan adanyaimplantasi dapat
meningkatkan vaskularisasi di tempat tersebut dan berpotensial menimbulkan
rupturorgan,terjadi perdarahan masif, infertilitas, dan kematian. Hal ini dapat
mengakibatkan meningkatnya angka mortalitasdan morbiditas Ibu jika tidak
mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat.Insiden kehamilan ektopik
terganggu semakin meningkat pada semua wanita terutama pada mereka yangberumur
lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya kecenderungan pada kalangan wanitauntuk
menunda kehamilansampai usia yang cukup lanjut menyebabkan angka kejadiannya
semakin berlipat ganda.
Menurut
hasil penelitian yang dilakukan Cuningham pada tahun 1992 dilaporkan kehamilan
ektopik tergangguditemukan 19,7 dalam 100 persalinan. Dari penelitian yang
dilakukan Budiono Wibowo di RSUP CiptoMangunkusumo (RSUPCM) Jakarta pada tahun
1987 dilaporkan 153 kehamilan ektopik terganggudalam 4007persalinan, atau 1
dalam 26 persalinan. Ibu yang mengalami kehamilan ektopik terganggu tertinggi
pada kelompokumur 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Frekuensi
kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan
berkisar antara 0% sampai 14.6% (1). Kasus
kehamilan ektopik terganggu di RSUPdr. M. Djamil padang selama 3tahun (tahun 1992-1994)
ditemukan 62 kasus dari 10.612 kehamilan.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah Pengertian
dari KET ?
b. Apakah Etiologi
terjadinya KET ?
c. Bagaimana
Patofisiologi terjadinya KET ?
d. Bagaimana Tanda
dan Gejala (Manifestasi Klinik) terjadinya KET ?
e. bagaimana
Komplikasi dari KET ?
f. Apa sajakah
Pemeriksaan Penunjang dari KET ?
g. Bagaimana
Penatalaksanaan dari KET ?
h. Bagaimana Asuhan
Keperawatan dengan KET ?
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Agar
mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu
(KET)
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu
mengetahui tentang pengertian KET
2. Mahasiswa mampu
memahami tentang etiologi terjadinya KET
3. Mahasiswa mampu
menjelaskan tentang patofisiologi terjadinya KET
4. Mahasiswa mampu
menjabarkan tentang tanda dan gejala (manifestasi klinik) terjadinya KET
5. Mahasiswa mampu
mengetahui komplikasi dari KET
6. Mahasiswa mampu
mengetahui pemeriksaan penunjang dari KET
7. Mahasiswa mampu
mengetahui penatalaksanaan KET
8. Mahasiswa mampu
menyusun asuhan keperawatan maternitas dengan KET
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Istilah
ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berartitempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada
di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilanektopik terjadi abortus
atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka
kehamilan inidisebut kehamilan ektopik terganggu.Kehamilan ektopik adalah
kehamilan denganimplantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii
merupakantempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan
ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi dituba,jarang terjadi
implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus
yang rudimenterdan divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho,
2005)Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar
rongga uterus. Tuba fallopi merupakantempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilan ektopik (lebih besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku,Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal)Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa.
Tempat kehamilan yang normalialah di dalamcavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut,tetapi
dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam
cervix, pars interstitialis tubaatau dalam tanduk rudimenter rahim. (Obstetri
Patologi. 1984. FK UNPAD)Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.(kapita selekta kedokteran,2001)
B. Etiologi
1.
Faktor dalam lumen tuba
a. Endosalpingitis
dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit ataumembentuk
kantong buntu.
b. Hipoplasia uteri,
lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering disertai gangguan fungsi
siliaendosalping.
c. Operasi plastik
dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit.
2.
Faktor pada dinding tuba
a. Endometriosis
tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba.
b. Divertikel tuba
kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi
di tempat itu.
3.
Faktor diluar
dinding tuba
a. Perlekatan
peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur.
b. Tumor yang
menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4.
Faktor lain
a. Migrasi luar ovum
yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya dapat
memperpanjangperjalanan telur yang dibuahi ke uterus. Pertumbuhan yang terlalu
cepat dapat menyebabkan implantasiprematur.
b. Fertilisasi in
vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium, sel telur yang sudah di
buahi itukemudian ditempatkan di dalam rahim wanita).
5.
Bekas radang pada tuba
6.
Kelainan bawaan tuba
7.
Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
8.
Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
9.
Abortus buatan
10.
Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
11.
Infeksi pasca abortus
12.
Apendisitis
13.
Infeksi pelvis
14.
Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
( Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007 -
Cunningham, 2006)
C. Patofisiologi
Proses
implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di kavum uteri.
Telur di tubabernidasi secara kolumnar atau interkolumnar. Pada nidasisecara
kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisijonjot endosalping. Perkembangan
telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur
matisecara dini dan direabsorbsi. Pada nidasi interkolumnar, telur bernidasi
antara dua jonjot endosalping. Setelahtempat nidasi tertutup maka ovum
dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua
dandinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba malahan
kadang-kadang sulit dilihat vilikhorealis menembus endosalping dan masuk
kedalam otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluhdarah. Perkembangan
janin selanjutnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu; tempat implantasi,
tebalnyadinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi
trofoblas.Di bawah pengaruh hormonesterogen dan progesteron dari korpus luteum
graviditi dan tropoblas, uterusmenjadi besar dan lembek, endometrium dapat
berubah menjadi desidua. Beberapa perubahan padaendometrium yaitu; sel epitel
membesar, nucleus hipertrofi, hiperkromasi, lobuler, dan bentuknya
ireguler.Polaritas menghilang dan nukleus yang abnormal mempunyai tendensi menempati
sel luminal. Sitoplasmamengalami vakuolisasi seperti buih dan dapat juga
terkadang ditemui mitosis. Perubahan endometrium secarakeseluruhan disebut
sebagai reaksi Arias-Stella.Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami
degenerasi kemudian dikeluarkan secara utuh atauberkeping-keping. Perdarahan
yang dijumpai pada kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus
disebabkanpelepasan desidua yang degeneratif.
Sebagian
besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.
Karena tubabukan tempat pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh
secara utuh seperti dalam uterus.
Beberapa
kemungkinan yang mungkin terjadi adalah :
1.
Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Pada
implantasi secara kolumna, ovum yang dibuahi cepat mati karenavaskularisasi
yang kurang dan denganmudah diresobsi total.
2.
Abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan
yang terjadi karena terbukanya dinding pembuluh darah oleh vili korialis pada
dinding tuba ditempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut
bersama-sama dengan robeknyapseudokapsularis. Segera setelah perdarahan,
hubungan antara plasenta serta membran terhadap dinding tubaterpisah bila
pemisahan sempurna, seluruh hasil konsepsi dikeluarkan melalui ujung fimbrae tuba
ke dalamkavum peritonium. Dalam keadaan tersebut perdarahan berhenti dan
gejala-gejala menghilang.
3.
Ruptur dinding
tuba
Penyebab
utama dari ruptur tuba adalah penembusan dinding vili korialis ke dalam lapisan
muskularis tubaterus ke peritoneum. Ruptur tuba sering terjadi bila ovum yang
dibuahi berimplantasi pada isthmus dan biasanyaterjadi pada kehamilan muda.
Sebaliknya ruptur yang terjadi pada pars-intersisialis pada kehamilan lebih
lanjut.Ruptur dapat terjadi secara spontan, atau yang disebabkan trauma ringan
seperti pada koitus dan pemeriksaanvagina.
D. Manifestasi Klinis
Gambaran
klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya ruptur.
Triad klasik darikehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per
vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usiareproduktif, yang datang dengan
keluhan amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah, harus selalu
dipikirkankemungkinan terjadinya kehamilan ektopik.
Selain
gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor berupa
vertigo atau sinkop;nausea, payudara terasa penuh, fatigue, nyeri abdomen
bagian bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan tandairitasi diafragma bila
perdarahan intraperitoneal cukup banyak, berupa kram yang berat dan nyeri pada
bahuatau leher, terutama saat inspirasi.Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau massa pada adnexa.Namun tanda dan
gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan appendisitis, salpingitis,
ruptur kistakorpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan vaginal,
timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum. Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.Pada umumnya pasien menunjukkan
gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perutbagian bawah, vaginauterus
membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang
mengandung hasilkonsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.Nyeri merupakan
keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas
tinggi disertaiperdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan
syok.Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadikematian janin. Amenorrhea juga
merupakan tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun sebagianpasien
tidakmengalami amenorrhea karena kematian janin terjadi sebelum haid
berikutnya.
E. Tanda dan gejala
A. Tanda :
1.
Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau
spotting atau perdarahan vaginal.
2.
Menstruasi abnormal.
3.
Abdomen dan pelvis yang lunak.
4.
Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi
oleh massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan.
5.
Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.
6.
Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi
hipovolemi.
7.
Kolaps dan kelelahan
8.
Pucat
9.
Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
10.
Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak
gembung.
11.
Gangguan kencing
12.
Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena
perangangan peritoneum oleh darah di dalam rongga perut.
13.
Pembesaran uterus
Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena
pengaruh hormon-hormon kehamilan tapi padaumumnya sedikit lebih kecil
dibandingkan dengan uterus pada kehamilan intrauterin yang sama umurnya.
14.
Nyeri pada toucher
Terutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan
cavumdouglasi (nyeri digoyang)
15.
Tumor dalam rongga panggul
Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal yang
disebabkan kumpulan darah di tuba dan sekitarnya.
16.
Perubahan darah
Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan
tuba yang terganggu, karena perdarahan yangbanyak ke dalam rongga perut.
B. Gejala:
1.
Nyeri
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus
kehamilan ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateralatau bilateral ,
terlokalisasi atau tersebar.
2.
Perdarahan
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan
nekrose dan dikeluarkan dengan perdarahan.Perdarahan ini pada umumnya sedikit,
perdarahan yang banyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita keabortus
biasa.Perdarahan abnormal uterin, biasanya membentuk bercak.Biasanya terjadi
pada 75% kasus
3.
Amenorhea
Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik
yang memiliki berkas perdarahan pada saat merekamendapatkan menstruasi, dan
mereka tidak menyadari bahwa mereka hamil
F. Komplikasi
Komplikasi
kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis, diagnosis
yang terlambat,atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis
secara cepat dan tepat dapat mengakibatkanterjadinya ruptur tuba atau uterus,
tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahanmasif,
syok, DIC, dan kematian.
Komplikasi
yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan
organ sekitar(usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain
itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.
G. Pemeriksaan Penunjang
Kesukaran
membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik belum terganggu demikian
besarnya,sehingga sebagian besar penderita mengalami abortus tuba atau rupture
tuba sebelum keadaan menjadi jelas. Biladiduga ada kehamilan ektopik yang belum
terganggu, maka penderita segera dirawat di rumah sakit. Alatbantudiagnostic
yang dapat digunakan ialah ultrasonografi, laparoskopi atau
kuldoskopi.Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak tidak
banyak mengalami kesukaran, tetapi padajenis menahun atau atipik bisa sulit
sekali. Untuk mempertajam diagnosis, maka pada tiap wanita dalam masareproduksi
dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah atau kelainan haid, kemungkinan
kehamilanektopikharus dipikirkan. Pada umumnya dengan anamnesis yang teliti dan
pemeriksaan yang cermat diagnosis dapatditegakkan, walaupun biasanya alat bantu
diagnostic seperti kuldosentesis, ultrasonografi dan laparoskopi
masihdiperlukan anamnesis. Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan
kadang-kadang terdapat gejalasubyektif kehamilan muda. Nyeri perut bagian
bawah, nyeri bahu, tenesmus, dapat dinyatakan. Perdarahan pervaginam terjadi
setelah nyeri perut bagian bawah.
1.
Pemeriksaan umun : penderita tampak kesakitan dan pucat,
pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tandasyok dapat ditemukan. Pada jenis
tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeritekan.
2.
Pemeriksaan ginekologi : tanda-tanda kehamilan muda
mungkin ditemukan. Pergerakan serviks menyebabkanrasa nyeri. Bila uterus dapat
diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor
disamping uterus dengan batas yang sukar ditemukan. Kavum Douglas yang menonjol
dan nyeri-rabamenunjukkan adanya hematokel retrouterina. Suhu kadang-kadang
naik, sehingga menyukarkan perbedaandenga infeksi pelvik.
3.
Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobim dan
jumlah sel darah merah berguna dalam menegakkandiagnosis kehamilan ektopik
terganggu, terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut.
Padakasus jenis tidak mendadak biasanya ditemukan anemia, tetapi harus diingat
bahwa penurunan hemoglobinbaru terlihat setelah 24 jam.Penghitungan leukosit
secara berturut menunjukkan adanya perdarahan bila leukositosis meningkat.
Untukmembedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik, dapat diperhatikan
jumlah leukosit. Jumlah leukosit yangmelebihi 20.000 biasanya menunjuk pada
keadaan yang terakhir. Tes kehamilan berguna apabila positif. Akantetapi tes
negative tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena
kematian hasilkonsepsi dan degenerasi trofoblas menyebabkan produksi human
chorionic gonadotropin menurun danmenyebabkan tes negative.
4.
Kuldosentris : adalah suatu cara pemeriksaan untuk
mengetahui apakah kavum Douglas ada darah. Cara iniamat berguna dalam membantu
membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu. Tekniknya :
a.
Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
b.
Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptic
c.
Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit
dengan cunam servik ; dengan traksi ke depan sehinggaforniks posterior tampak
d.
Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan
dengan semprit 10 ml dilakukan penghisapan
e.
Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya
disemprotkan pada kain kasa dan perhatikan apakahdarah yang dikeluarkan
merupakan :Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku;
darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk .Darah tua berwarna
coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa bekuan kecil-kecil;
darahini menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
5.
Ultrasonografi : berguna dalma diagnostic kehamilan
ektopik. Diagnosis pasti ialah apabila ditemukan kantonggestasi di luar uterus
yang di dalamnya tampak denyut jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada ± 5 %
kasuskehamilan ektopik. Walaupun demikian, hasil ini masih harus diyakini lagi
bahwa ini bukan berasal darikehamilan intrauterine pada kasus uternus bikornis.
6.
Laparoskopi : hanya digunakan sebagai alat bantu
diagnostic terakhir untuk kehamilan ektopik, apabila hasilpenilaian prosedur
diagnostic yang lain meragukan. Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan
bagiandalam dapat dinilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium,
tuba, kavum Douglas dan ligamentumlatum. Adanya darah dalam rongga pelvis
mungkin mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal inimenjadi indikasi
untuk melakukan laparotomi.
H. Penatalaksanaan
Pada
kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada bahaya terhadap jiwa
penderita, dapatdilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap dilakukan
tindakan operasi. Kekurangan dari terapikonservatif (non-operatif) yaitu
walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat diresorbsi
atauuntuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi (pengeluaran melalui
vagina daridarah di kavum Douglas),sisa darah dapat menyebabkan
perlekatan-perlekatan dengan bahaya ileus. Operasi terdiri dari
salpingektomiataupun salpingo-ooforektomi. Jika penderita sudah memiliki anak
cukup dan terdapat kelainan pada tubatersebut dapat dipertimbangkan untuk
mengangkat tuba. Namun jika penderita belum mempunyai anak, makakelainan tuba
dapat dipertimbangkan untuk dikoreksi supaya tuba berfungsi.Tindakan laparatomi
dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam divertikulum uterus,
kehamilanabdominal dan kehamilan tanduk rudimenter. Perdarahan sedini mungkin
dihentikan dengan menjepit bagiandari adneksia yang menjadi sumber perdarahan.
Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dari ronggaabdomen sebanyak
mungkin dikeluarkan. Serta memberikan transfusi darah.Untuk kehamilan ektopik
terganggu dini yang berlokasi di ovarium bila dimungkinkan dirawat, namun
apabilatidak menunjukkan perbaikan maka dapat dilakukan tindakan sistektomi
ataupun oovorektomi (5). Sedangkankehamilan ektopik terganggu berlokasi di
servik uteri yang sering menngakibatkan perdarahan dapat dilakukanhisterektomi,
tetapi pada nulipara yang ingin sekali mempertahankan fertilitasnya diusahakan
melakukan terapikonservatif
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “L” G1P00000
USIA KEHAMILAN 10
MINGGU
DENGAN KEHAMILAN
EKTOPIK TERGANGGU
Tempat
Pengkajian : RS.
H Koesnadi Bondowoso
Tanggal / Waktu
pengkajian : 26 Juni 2015 / 17.00 WIB
Nama Pengkaji : Nuraisyah
I.
PENGKAJIAN
A.
Data Subjektif
1.
Biodata
Nama Ibu : Ny.L Nama
Suami : Tn.M
Umur : 30 tahun Umur :
35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Madura Suku :
Madura
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : IRT
Alamat : Ds. Sukosari, RT 20, RW 14
2.
Keluhan Utama
Ibu
mengatakan mengeluarkan flek darah dari jalan lahir dan perut bagian
bawah terasa nyeri sejak kemarin siang tanggal 25 Juni 2015.Ibu datang
ke rumah sakit pukul 15.00 WIB.
3.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu
mengatakan ini kehamilan pertama dengan
usia kehamilan 2 bulan, tidak pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran. Ibu
mengatakan sekarang tidak menderita penyakit jantung, ginjal, asma, batuk ,
penyakit kuning, kencing manis, darah tinggi, ayanan dan penyakit HIV/AIDS
serta ibu tidak memiliki alergi obat.
4.
Riwayat Kesehatan dahulu
Ibu mengatakan bahwa sebelumnya tidak
menderita penyakit jantung, ginjal, asma, batuk , penyakit kuning, kencing
manis, darah tinggi, ayanan dan penyakit HIV/AIDS serta ibu tidak pernah
melakukan operasi apapun.
5.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu
maupun suami tidak ada yang menderita
penyakit jantung, ginjal, asma, batuk , penyakit kuning, kencing manis, darah
tinggi, ayanan dan penyakit HIV/AIDS serta dalam keluarga tidak memiliki
riwayat keturunan kembar.
.
6.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 thn
Teratur/tidak: Teratur
Siklus : 28-30 hari
hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Sifat darah : encer warna merah
HPHT : 17 April 2015
Keputihan : tidak
7.
Riwayat Obstetri
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
Laktasi
|
|||||||||||
Ke
|
Uk
|
Komp
|
Jp
|
Penolong
|
Tempat
|
Komp
|
Jk
|
Pb/bb
|
t/g
|
h/m
|
Usia
|
Lama
|
Komp
|
Lama
|
Komp
|
Hamil
saat ini
|
|||||||||||||||
8. Riwayat kehamilan sekarang
Jadwal
periksa ANC
Trimester
|
Tempat
|
Penolong
|
Frekuensi
|
Keluhan
|
Terapi
|
TM I
|
BPS
|
Bidan
|
2x
|
Nyeri abdomen
|
B6
|
9. Riwayat pernikahan
Usia menikah : 25 tahun
Lama menikah : 5tahun
Pernikahan Ke : 1
Status pernikahan : sah
10. Pola
kehidupan sehari-hari
Pola
kebiasaan
|
Sebelum
hamil
|
Waktu hamil
|
1. Nurisi
|
|
|
v Pola makan
|
3x/hari
|
3x/hari
|
v Jenis makanan
|
Nasi,
sayur, dan ikan
|
Nasi,
sayur, dan ikan
|
v Porsi
|
1 piring
|
1 piring
|
v Kesukaan
|
Sayuran
sop
|
Sayuran
sop
|
v Pola minum
|
7gelas/hari
|
9 gelas/hari
|
v Jenis minuman
|
Air putih,
susu, dan teh
|
Air
putihdan susu
|
v Pantang makan
|
-
|
-
|
v
Alergi makan
|
-
|
-
|
2. Eliminasi
|
|
|
a)
BAB
v Frekuensi
|
1x/hari
|
1x/hari
|
v Konsistensi
|
Padat
|
Padat
|
v Bau
|
Khas
|
Khas
|
v Warna
|
Kuning
keemasan
|
Kuning
keemasan
|
b)
BAK
v Frekuensi
|
3x/hari
|
5x/hari
|
v Konsistensi
|
Cair
|
Cair
|
v Bau
|
Khas
|
Khas
|
v Warna
|
Jernih
|
Jernih
|
3. Istirahat
|
|
|
a)
Siang
|
2 jam/hari
|
2 jam/hari
|
b)
Malam
|
7 jam/hari
|
7 jam/hari
|
4. Personal hygiene
|
|
|
a) Mandi
|
2x/hari
|
2x/hari
|
b) Keramas
|
1x/2hari
|
1x/2hari
|
c) Gosok gigi
|
3x/hari
|
3x/hari
|
d) Ganti pakaian dalam
|
2x/hari
|
3x/hari
|
e) Potong kuku
|
1x/seminggu
|
1x/seminggu
|
f) Tempat mandi
|
Kamar
mandi
|
Kamar
mandi
|
5. Perilaku kesehatan
|
Tidak
merokok, tidak minum alkohol.
|
Tidak
merokok, tidak minum alkohol, tidak minum jamu.
|
6. Aktivitas
|
Melakukan
pekerjaan rumah tangga
|
Mengurangi
pekerjaan yang berat-berat
|
7. Perilaku seksual
|
2-3x/minggu
|
Tidak
pernah
|
11. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan
hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga baik.Ibu mengatakan bahwa seluruh keluarga terutama
suami sangat bahagia atas kehamilan pertama ini, sangat mendukung kehamilan serta
memperhatikan ibu dengan sangat baik.Pengambil keputusan adalah suami.
II.
DATA OBJEKTIF
A. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan
umum : sedang
Kesadaran : composmentis
TTV: TD :110/70
mmhg Nadi :80x/menit
Suhu :36,70c RR :20x/menit
LILA : 24 cm
TB : 154 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB sekarang : 50 kg
TP :24 Januari 2016
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala dan rambut :Warna hitam, tidak rontok, tidak berketombe.
2. Muka :Tidakoedema, pucat, adacloasmagravidarum.
3. Mata :Simetris,
sklera putih, konjungtiva sedikit pucat
4. Hidung :Simetris,
bersih, tidak ada serumen danepistaksis, tidakada polip.
5. Mulut :Simetris,
bibir sedikit pucat dan kering,tidak ada tonsillitis, tidak adacaries
gigidanstomatitis.
6.
Telinga : Ada lubang, tidak ada serumen dan
secret.
7. Leher :Tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan arteri carotis.
8. Dada : Simetris,
tidak ada retraksi, tidak ada ronkhidan wheezing.
9. Payudara : Simetris, tidak
ada retraksi payudara, adanyahiperpigmentasiareola,menggantung,puttingdatar,
tidak ada benjolan,colostrum belumkeluar.
10. Abdomen : Bersih, pembesaran
sesuai usia kehamilan,tidak ada bekas luka SC, tidak ada linea nigra, tidak ada linea alba, tidak ada striae
gravidarum, striae livida dan perut terasa nyeri. Palpasi : kontraksi uterus
keras, Leopold 1 TFU 1 jari diatas symphisis,
11. Genetalia : Vulva vagina tidak
ada varises, tidak ada penonjolan pada vulva, tidak ada luka pada perineum,pada
anus tidak ada hemoroid , VT: portio tidaklunak, tidak adapembukaan .
12. ekstremitas atas : Simetris,
tidak oedema, kuku pendek, tidak ada kelainan.
13. Ekstremitas bawah : Simetris,
tidak oedema, tidak ada varises, kuku pendek, tidak ada kelainan.
D. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,4 gr%
Golongan darah : A
USG : Terlihat kantong kehamilan di luar
uterus
III.
INTERPRETASI DATA
Ds : Ibu
mengatakan mengeluarkan flek darah dari jalan lahir dan perut bagian
bawah terasa nyeri sejak kemarin siang tanggal 25 Juni 2015.
Do : TTV: TD :110/70
mmhg Nadi :80x/menit
Suhu :36,70c RR :20x/menit
LILA : 24 cm
TB : 154 cm
BB
sebelum hamil : 50 kg
BB sekarang : 50 kg
TP :24 Januari 2016
Pemeriksaan Fisik
a.
Payudara : Simetris,
tidak ada retraksi payudara, adanyahiperpigmentasi areola,menggantung,putting
datar, tidak ada benjolan,colostrum belumkeluar.
b.
Abdomen : Bersih,
pembesaran sesuai usia kehamilan,tidak ada bekas luka SC, tidak ada linea
nigra, tidak ada linea alba, tidak ada
striae gravidarum, striae livida dan perut terasa nyeri. Palpasi : kontraksi
uterus keras, Leopold 1 TFU 1 jari diatas symphisis,
c. Genetalia : Vulva vagina tidak ada
varises, tidak ada penonjolan pada vulva, tidak ada luka pada perineum,pada
anus tidak ada hemoroid , VT: portio lunak, pembukaan 1 cm teraba jaringan
hasil konsepsi di kanalis servikalis, ada pengeluaran dan stolses dari vaginam.
Pemeriksaan
Penunjang
Hb :
13,4 gr%
Golongan darah :
A
USG :
Terlihat kantong kehamilan di luar uterus
Dx : Ny. ]LG1P00000 Usia
kehamilan 10 minggu dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu
Masalah:
S :ibu merasa
cemas dengan kehamilannya karena mengeluarkan flek darah dari jalan lahir dan
nyeri perut bagian bawah.
O : Abdomen Bersih,
pembesaran sesuai usia kehamilan,tidak ada bekas luka SC, tidak ada linea
nigra, tidak ada linea alba, tidak ada
striae gravidarum, striae livida dan perut terasa nyeri
IV.
MASALAH POTENSIAL
Abortus
V.
TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn, serta petugas lab.
VI.
INTERVENSI
1)
Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
R/ persamaan persepsi antara bidan dan ibu dapat memudahkan bidan dalam
melakukan tindakan, dan agar ibu dan keluarga paham akan keadaan ibu.
2)
Mengobservasi keadaan umum ibu
R/ mengetahui keadaan ibu.
3)
Mengobservasi perdarahan
R/ mengobservasi keadaan ibu
4)
Menganjurkan ibu untuk bed rest total
R/ menjaga keadaan ibu
5)
Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan gynekologi
R/ memperbaiki keadaan ibu
VII.
IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu di luar kandungan, oleh
karena itu akan dilakukan operasi laparotomi untuk mengangkat hasil konsepsi
karena jika kehamilan di pertahanlan akan membahayakan nyawa ibu yang berakibat
syok dan perdarahan hebat.
2. Mengobservasi keadaan umum ibu TTV (TD, suhu, nadi, pernafasan)
3. Mengobservasi perdarahan.
4. Menganjurkan ibu untuk bed rest total.
5. Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan gynekologi
yaitu infus RL20 tpm, per oral (paracetamol 1x5mg, cefodroxil 1x500mg, asam folat 1x50 mg) dan Persiapan terminasi kehamilan
VIII. EVALUASI
Tanggal : Waktu:
S : ibu dan keluarga mngerti hasil pemeriksaan dan sudah mengetahui bahwa
kehamilan ibu di luar kandungan
O : Ibu
dan keluarga dapat mnegulang kembali penjelasan dari bidan.
A : Ny. LG1P00000 Usia
kehamilan 10 minggu dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu
P :
v
Mengobservasi keadaan umum ibu
v
Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan gynekologi
v
Melakukan persiapan operasi
DAFTAR PUSTAKA
Ø Prawihardjo,
Sarwono. 2006. Ilmu kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Ø Sarwono . 1999.
Ilmu Kebidanann Jakarta : YBP-SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar