Selasa, 09 Juni 2015


ASUHAN KEBIDANAN
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)










Oleh :
NURAISYAH




AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO
2015





KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikanAsuhan Kebidanan yang berjudul “Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)” . Asuhan Kebidanan ini disusun untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Maternal dan Neonatal.
Tidak lupa, kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini.
Kami menyadari bahwa dalam peyusunanasuhan kebidanan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan asuhan kebidanan selanjutnya.


           

Penyusun














BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluarendometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba danperistiwa ini disebut sebagai Kehamilan Ektopik Terganggu.Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus. Sangatjarang terjadi di ovarium, rongga abdomen, maupun uterus. Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinyakehamilan ektopik adalah penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang panggul,pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi.Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi dari implantasi. Dengan adanyaimplantasi dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat tersebut dan berpotensial menimbulkan rupturorgan,terjadi perdarahan masif, infertilitas, dan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka mortalitasdan morbiditas Ibu jika tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat.Insiden kehamilan ektopik terganggu semakin meningkat pada semua wanita terutama pada mereka yangberumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya kecenderungan pada kalangan wanitauntuk menunda kehamilansampai usia yang cukup lanjut menyebabkan angka kejadiannya semakin berlipat ganda.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Cuningham pada tahun 1992 dilaporkan kehamilan ektopik tergangguditemukan 19,7 dalam 100 persalinan. Dari penelitian yang dilakukan Budiono Wibowo di RSUP CiptoMangunkusumo (RSUPCM) Jakarta pada tahun 1987 dilaporkan 153 kehamilan ektopik terganggudalam 4007persalinan, atau 1 dalam 26 persalinan. Ibu yang mengalami kehamilan ektopik terganggu tertinggi pada kelompokumur 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Frekuensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan
berkisar antara 0% sampai 14.6% (1). Kasus kehamilan ektopik terganggu di RSUPdr. M. Djamil padang selama 3tahun (tahun 1992-1994) ditemukan 62 kasus dari 10.612 kehamilan.

B. RUMUSAN MASALAH
a.       Apakah Pengertian dari KET ?
b.      Apakah Etiologi terjadinya KET ?
c.       Bagaimana Patofisiologi terjadinya KET ?
d.      Bagaimana Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinik) terjadinya KET ?
e.       bagaimana Komplikasi dari KET ?
f.       Apa sajakah Pemeriksaan Penunjang dari KET ?
g.      Bagaimana Penatalaksanaan dari KET ?
h.      Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan KET ?

C. TUJUAN
Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien dengan Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET)
Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian KET
2.      Mahasiswa mampu memahami tentang etiologi terjadinya KET
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patofisiologi terjadinya KET
4.      Mahasiswa mampu menjabarkan tentang tanda dan gejala (manifestasi klinik) terjadinya KET
5.      Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari KET
6.      Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari KET
7.      Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan KET
8.      Mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan maternitas dengan KET
















BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berartitempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilanektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan inidisebut kehamilan ektopik terganggu.Kehamilan ektopik adalah kehamilan denganimplantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakantempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi dituba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenterdan divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus. Tuba fallopi merupakantempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebih besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku,Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat kehamilan yang normalialah di dalamcavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut,tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervix, pars interstitialis tubaatau dalam tanduk rudimenter rahim. (Obstetri Patologi. 1984. FK UNPAD)Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.(kapita selekta kedokteran,2001)

B. Etiologi
1.      Faktor dalam lumen tuba
a.       Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit ataumembentuk kantong buntu.
b.      Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering disertai gangguan fungsi siliaendosalping.
c.       Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit.
2.      Faktor pada dinding tuba
a.       Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba.
b.      Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat itu.
3.       Faktor diluar dinding tuba
a.       Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur.
b.      Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4.       Faktor lain
a.       Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya dapat memperpanjangperjalanan telur yang dibuahi ke uterus. Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasiprematur.
b.      Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium, sel telur yang sudah di buahi itukemudian ditempatkan di dalam rahim wanita).
5.      Bekas radang pada tuba
6.      Kelainan bawaan tuba
7.      Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
8.      Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
9.      Abortus buatan
10.  Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
11.  Infeksi pasca abortus
12.  Apendisitis
13.  Infeksi pelvis
14.  Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
( Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007 - Cunningham, 2006)

C. Patofisiologi
Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di kavum uteri. Telur di tubabernidasi secara kolumnar atau interkolumnar. Pada nidasisecara kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisijonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur matisecara dini dan direabsorbsi. Pada nidasi interkolumnar, telur bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelahtempat nidasi tertutup maka ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dandinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba malahan kadang-kadang sulit dilihat vilikhorealis menembus endosalping dan masuk kedalam otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluhdarah. Perkembangan janin selanjutnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu; tempat implantasi, tebalnyadinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.Di bawah pengaruh hormonesterogen dan progesteron dari korpus luteum graviditi dan tropoblas, uterusmenjadi besar dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi desidua. Beberapa perubahan padaendometrium yaitu; sel epitel membesar, nucleus hipertrofi, hiperkromasi, lobuler, dan bentuknya ireguler.Polaritas menghilang dan nukleus yang abnormal mempunyai tendensi menempati sel luminal. Sitoplasmamengalami vakuolisasi seperti buih dan dapat juga terkadang ditemui mitosis. Perubahan endometrium secarakeseluruhan disebut sebagai reaksi Arias-Stella.Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi kemudian dikeluarkan secara utuh atauberkeping-keping. Perdarahan yang dijumpai pada kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus disebabkanpelepasan desidua yang degeneratif.
Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu. Karena tubabukan tempat pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.
Beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi adalah :
1.      Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Pada implantasi secara kolumna, ovum yang dibuahi cepat mati karenavaskularisasi yang kurang dan denganmudah diresobsi total.
2.      Abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena terbukanya dinding pembuluh darah oleh vili korialis pada dinding tuba ditempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama-sama dengan robeknyapseudokapsularis. Segera setelah perdarahan, hubungan antara plasenta serta membran terhadap dinding tubaterpisah bila pemisahan sempurna, seluruh hasil konsepsi dikeluarkan melalui ujung fimbrae tuba ke dalamkavum peritonium. Dalam keadaan tersebut perdarahan berhenti dan gejala-gejala menghilang.
3.       Ruptur dinding tuba
Penyebab utama dari ruptur tuba adalah penembusan dinding vili korialis ke dalam lapisan muskularis tubaterus ke peritoneum. Ruptur tuba sering terjadi bila ovum yang dibuahi berimplantasi pada isthmus dan biasanyaterjadi pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur yang terjadi pada pars-intersisialis pada kehamilan lebih lanjut.Ruptur dapat terjadi secara spontan, atau yang disebabkan trauma ringan seperti pada koitus dan pemeriksaanvagina.

D. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya ruptur. Triad klasik darikehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usiareproduktif, yang datang dengan keluhan amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah, harus selalu dipikirkankemungkinan terjadinya kehamilan ektopik.
Selain gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor berupa vertigo atau sinkop;nausea, payudara terasa penuh, fatigue, nyeri abdomen bagian bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan tandairitasi diafragma bila perdarahan intraperitoneal cukup banyak, berupa kram yang berat dan nyeri pada bahuatau leher, terutama saat inspirasi.Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau massa pada adnexa.Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan appendisitis, salpingitis, ruptur kistakorpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum. Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perutbagian bawah, vaginauterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasilkonsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas tinggi disertaiperdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok.Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadikematian janin. Amenorrhea juga merupakan tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun sebagianpasien tidakmengalami amenorrhea karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.

E. Tanda dan gejala
A. Tanda :
1.      Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau perdarahan vaginal.
2.      Menstruasi abnormal.
3.      Abdomen dan pelvis yang lunak.
4.      Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan.
5.      Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.
6.      Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
7.      Kolaps dan kelelahan
8.      Pucat
9.      Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
10.  Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.
11.  Gangguan kencing
12.  Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangangan peritoneum oleh darah di dalam rongga perut.

13.  Pembesaran uterus
Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh hormon-hormon kehamilan tapi padaumumnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan uterus pada kehamilan intrauterin yang sama umurnya.
14.  Nyeri pada toucher
Terutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan cavumdouglasi (nyeri digoyang)
15.  Tumor dalam rongga panggul
Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal yang disebabkan kumpulan darah di tuba dan sekitarnya.
16.  Perubahan darah
Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang terganggu, karena perdarahan yangbanyak ke dalam rongga perut.
B. Gejala:
1.      Nyeri
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateralatau bilateral , terlokalisasi atau tersebar.
2.      Perdarahan
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan dikeluarkan dengan perdarahan.Perdarahan ini pada umumnya sedikit, perdarahan yang banyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita keabortus biasa.Perdarahan abnormal uterin, biasanya membentuk bercak.Biasanya terjadi pada 75% kasus
3.      Amenorhea
Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki berkas perdarahan pada saat merekamendapatkan menstruasi, dan mereka tidak menyadari bahwa mereka hamil

F. Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat,atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkanterjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahanmasif, syok, DIC, dan kematian.
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar(usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.

G.  Pemeriksaan Penunjang
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik belum terganggu demikian besarnya,sehingga sebagian besar penderita mengalami abortus tuba atau rupture tuba sebelum keadaan menjadi jelas. Biladiduga ada kehamilan ektopik yang belum terganggu, maka penderita segera dirawat di rumah sakit. Alatbantudiagnostic yang dapat digunakan ialah ultrasonografi, laparoskopi atau kuldoskopi.Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak tidak banyak mengalami kesukaran, tetapi padajenis menahun atau atipik bisa sulit sekali. Untuk mempertajam diagnosis, maka pada tiap wanita dalam masareproduksi dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah atau kelainan haid, kemungkinan kehamilanektopikharus dipikirkan. Pada umumnya dengan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan yang cermat diagnosis dapatditegakkan, walaupun biasanya alat bantu diagnostic seperti kuldosentesis, ultrasonografi dan laparoskopi masihdiperlukan anamnesis. Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-kadang terdapat gejalasubyektif kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, tenesmus, dapat dinyatakan. Perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah.
1.      Pemeriksaan umun : penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tandasyok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeritekan.
2.      Pemeriksaan ginekologi : tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan serviks menyebabkanrasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor disamping uterus dengan batas yang sukar ditemukan. Kavum Douglas yang menonjol dan nyeri-rabamenunjukkan adanya hematokel retrouterina. Suhu kadang-kadang naik, sehingga menyukarkan perbedaandenga infeksi pelvik.
3.      Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobim dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakkandiagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Padakasus jenis tidak mendadak biasanya ditemukan anemia, tetapi harus diingat bahwa penurunan hemoglobinbaru terlihat setelah 24 jam.Penghitungan leukosit secara berturut menunjukkan adanya perdarahan bila leukositosis meningkat. Untukmembedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik, dapat diperhatikan jumlah leukosit. Jumlah leukosit yangmelebihi 20.000 biasanya menunjuk pada keadaan yang terakhir. Tes kehamilan berguna apabila positif. Akantetapi tes negative tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena kematian hasilkonsepsi dan degenerasi trofoblas menyebabkan produksi human chorionic gonadotropin menurun danmenyebabkan tes negative.
4.      Kuldosentris : adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah kavum Douglas ada darah. Cara iniamat berguna dalam membantu membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu. Tekniknya :
a.       Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
b.      Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptic
c.       Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam servik ; dengan traksi ke depan sehinggaforniks posterior tampak
d.      Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan dengan semprit 10 ml dilakukan penghisapan
e.       Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada kain kasa dan perhatikan apakahdarah yang dikeluarkan merupakan :Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku; darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk .Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa bekuan kecil-kecil; darahini menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
5.      Ultrasonografi : berguna dalma diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pasti ialah apabila ditemukan kantonggestasi di luar uterus yang di dalamnya tampak denyut jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada ± 5 % kasuskehamilan ektopik. Walaupun demikian, hasil ini masih harus diyakini lagi bahwa ini bukan berasal darikehamilan intrauterine pada kasus uternus bikornis.
6.      Laparoskopi : hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan ektopik, apabila hasilpenilaian prosedur diagnostic yang lain meragukan. Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagiandalam dapat dinilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas dan ligamentumlatum. Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal inimenjadi indikasi untuk melakukan laparotomi.

H.  Penatalaksanaan
Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada bahaya terhadap jiwa penderita, dapatdilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap dilakukan tindakan operasi. Kekurangan dari terapikonservatif (non-operatif) yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat diresorbsi atauuntuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi (pengeluaran melalui vagina daridarah di kavum Douglas),sisa darah dapat menyebabkan perlekatan-perlekatan dengan bahaya ileus. Operasi terdiri dari salpingektomiataupun salpingo-ooforektomi. Jika penderita sudah memiliki anak cukup dan terdapat kelainan pada tubatersebut dapat dipertimbangkan untuk mengangkat tuba. Namun jika penderita belum mempunyai anak, makakelainan tuba dapat dipertimbangkan untuk dikoreksi supaya tuba berfungsi.Tindakan laparatomi dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam divertikulum uterus, kehamilanabdominal dan kehamilan tanduk rudimenter. Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan menjepit bagiandari adneksia yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dari ronggaabdomen sebanyak mungkin dikeluarkan. Serta memberikan transfusi darah.Untuk kehamilan ektopik terganggu dini yang berlokasi di ovarium bila dimungkinkan dirawat, namun apabilatidak menunjukkan perbaikan maka dapat dilakukan tindakan sistektomi ataupun oovorektomi (5). Sedangkankehamilan ektopik terganggu berlokasi di servik uteri yang sering menngakibatkan perdarahan dapat dilakukanhisterektomi, tetapi pada nulipara yang ingin sekali mempertahankan fertilitasnya diusahakan melakukan terapikonservatif



















ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “L” G1P00000 USIA KEHAMILAN 10 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Tempat Pengkajian                  :  RS. H Koesnadi Bondowoso
Tanggal / Waktu pengkajian   : 26 Juni 2015 / 17.00 WIB
Nama Pengkaji                        : Nuraisyah

I.         PENGKAJIAN
A.    Data Subjektif
1.      Biodata
Nama Ibu    : Ny.L                          Nama Suami    : Tn.M
Umur           : 30 tahun                    Umur               : 35 tahun
Agama         : Islam                         Agama             : Islam
Suku            : Madura                      Suku                : Madura
Pendidikan  : SD                             Pendidikan      : SMP
Pekerjaan     : IRT                            Pekerjaan         : IRT
Alamat         : Ds. Sukosari, RT 20, RW 14
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan flek darah dari jalan lahir dan  perut bagian bawah terasa nyeri sejak kemarin siang tanggal 25 Juni 2015.Ibu datang ke rumah sakit pukul 15.00 WIB.
3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama  dengan usia kehamilan 2 bulan, tidak pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan sekarang tidak menderita penyakit jantung, ginjal, asma, batuk , penyakit kuning, kencing manis, darah tinggi, ayanan dan penyakit HIV/AIDS serta ibu tidak memiliki alergi obat.
4.      Riwayat Kesehatan dahulu
Ibu mengatakan bahwa sebelumnya tidak menderita penyakit jantung, ginjal, asma, batuk , penyakit kuning, kencing manis, darah tinggi, ayanan dan penyakit HIV/AIDS serta ibu tidak pernah melakukan operasi apapun.
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu maupun suami  tidak ada yang menderita penyakit jantung, ginjal, asma, batuk , penyakit kuning, kencing manis, darah tinggi, ayanan dan penyakit HIV/AIDS serta dalam keluarga tidak memiliki riwayat keturunan kembar.
.
6.      Riwayat Menstruasi
Menarche     : 15 thn 
Teratur/tidak: Teratur
                         Siklus  : 28-30 hari hari          
Lamanya      : 6-7 hari
Banyaknya  : 2-3 kali ganti pembalut 
Sifat darah   : encer warna merah
HPHT          : 17 April 2015
Keputihan    : tidak
7.      Riwayat Obstetri
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
Laktasi
Ke
Uk
Komp
Jp
Penolong
Tempat
Komp
Jk
Pb/bb
t/g
h/m
Usia
Lama
Komp
Lama
Komp
Hamil saat ini

8.      Riwayat kehamilan sekarang           
Jadwal periksa ANC
Trimester
Tempat
Penolong
Frekuensi
Keluhan
Terapi
TM I
BPS
Bidan
2x
Nyeri abdomen
B6
9.      Riwayat pernikahan
     Usia menikah         : 25 tahun
     Lama menikah       : 5tahun
     Pernikahan Ke       : 1
     Status pernikahan  : sah
10. Pola kehidupan sehari-hari
Pola kebiasaan
Sebelum hamil
Waktu  hamil
1. Nurisi

v  Pola makan
3x/hari
3x/hari
v  Jenis makanan
Nasi, sayur, dan ikan
Nasi, sayur, dan ikan
v  Porsi
1 piring
1 piring
v  Kesukaan
Sayuran sop
Sayuran sop
v  Pola minum
7gelas/hari
9 gelas/hari
v  Jenis minuman
Air putih, susu, dan teh
Air putihdan  susu
v  Pantang makan
-
-
v  Alergi makan
-
-
2. Eliminasi

a)         BAB
v  Frekuensi

1x/hari

1x/hari
v  Konsistensi
Padat
Padat
v  Bau
Khas
Khas
v  Warna
Kuning keemasan
Kuning keemasan
b)        BAK
v  Frekuensi

3x/hari

5x/hari
v  Konsistensi
Cair
Cair
v  Bau
Khas
Khas
v  Warna
Jernih
Jernih
3. Istirahat

a)         Siang
2 jam/hari
2 jam/hari
b)        Malam
7 jam/hari
7 jam/hari
4. Personal hygiene


a)      Mandi
2x/hari
2x/hari
b)      Keramas
1x/2hari
1x/2hari
c)      Gosok gigi
3x/hari
3x/hari
d)     Ganti pakaian dalam
2x/hari

3x/hari

e)      Potong kuku
1x/seminggu
1x/seminggu
f)       Tempat mandi
Kamar mandi
Kamar mandi
5. Perilaku kesehatan
Tidak merokok, tidak minum alkohol.
Tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak minum jamu.
6. Aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah tangga
Mengurangi pekerjaan yang berat-berat
7. Perilaku seksual
2-3x/minggu
Tidak pernah

11. Riwayat psikososial
       Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga baik.Ibu  mengatakan bahwa seluruh keluarga terutama suami sangat bahagia atas kehamilan pertama ini, sangat mendukung kehamilan serta memperhatikan ibu dengan sangat baik.Pengambil keputusan adalah suami.


II.                DATA OBJEKTIF
A. PEMERIKSAAN UMUM
     Keadaan umum      : sedang
     Kesadaran              : composmentis
     TTV:           TD       :110/70 mmhg                                     Nadi    :80x/menit
                        Suhu    :36,70c                                                 RR       :20x/menit
     LILA                      : 24 cm
     TB                          : 154 cm
     BB sebelum hamil  : 50 kg
     BB sekarang           : 50 kg
     TP                           :24 Januari 2016

B. PEMERIKSAAN FISIK
1.    Kepala dan rambut              :Warna hitam, tidak rontok, tidak berketombe.
2.    Muka                                    :Tidakoedema, pucat, adacloasmagravidarum.
3.    Mata                                     :Simetris, sklera putih, konjungtiva sedikit pucat
4.    Hidung                                 :Simetris, bersih, tidak ada serumen danepistaksis, tidakada polip.
5.    Mulut                                   :Simetris, bibir sedikit pucat dan kering,tidak ada tonsillitis, tidak adacaries gigidanstomatitis.
6.    Telinga                                 : Ada lubang, tidak ada serumen dan secret.
7.    Leher                                    :Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan arteri carotis.
8.    Dada                                    : Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada ronkhidan wheezing.
9.    Payudara                              : Simetris, tidak ada retraksi payudara, adanyahiperpigmentasiareola,menggantung,puttingdatar, tidak ada benjolan,colostrum belumkeluar.
10.  Abdomen                            : Bersih, pembesaran sesuai usia kehamilan,tidak ada bekas luka SC, tidak ada linea nigra,  tidak ada linea alba, tidak ada striae gravidarum, striae livida dan perut terasa nyeri. Palpasi : kontraksi uterus keras, Leopold 1 TFU 1 jari diatas symphisis,
11.  Genetalia                            : Vulva vagina tidak ada varises, tidak ada penonjolan pada vulva, tidak ada luka pada perineum,pada anus tidak ada hemoroid , VT: portio tidaklunak, tidak adapembukaan .
12.  ekstremitas atas                  : Simetris, tidak oedema, kuku pendek, tidak ada kelainan.
13.  Ekstremitas bawah             : Simetris, tidak oedema, tidak ada varises, kuku pendek, tidak ada kelainan.

D.     Pemeriksaan Penunjang
Hb                               : 13,4 gr%
Golongan darah          : A
USG                            : Terlihat kantong kehamilan di luar uterus


III.             INTERPRETASI DATA
Ds        : Ibu mengatakan mengeluarkan flek darah dari jalan lahir dan  perut bagian bawah terasa nyeri sejak kemarin siang tanggal 25 Juni 2015.
Do       :           TTV:    TD       :110/70 mmhg                                     Nadi    :80x/menit
                                    Suhu    :36,70c                                                 RR       :20x/menit
     LILA                      : 24 cm
     TB                          : 154 cm
     BB sebelum hamil  : 50 kg
     BB sekarang           : 50 kg
     TP                           :24 Januari 2016
Pemeriksaan Fisik
a.       Payudara                       : Simetris, tidak ada retraksi payudara, adanyahiperpigmentasi areola,menggantung,putting datar, tidak ada benjolan,colostrum belumkeluar.
b.      Abdomen                      : Bersih, pembesaran sesuai usia kehamilan,tidak ada bekas luka SC, tidak ada linea nigra,  tidak ada linea alba, tidak ada striae gravidarum, striae livida dan perut terasa nyeri. Palpasi : kontraksi uterus keras, Leopold 1 TFU 1 jari diatas symphisis,
c.       Genetalia                      : Vulva vagina tidak ada varises, tidak ada penonjolan pada vulva, tidak ada luka pada perineum,pada anus tidak ada hemoroid , VT: portio lunak, pembukaan 1 cm teraba jaringan hasil konsepsi di kanalis servikalis, ada pengeluaran dan stolses dari vaginam.


Pemeriksaan Penunjang
Hb                               : 13,4 gr%
Golongan darah          : A
USG                            : Terlihat kantong kehamilan di luar uterus
Dx       : Ny. ]LG1P00000 Usia kehamilan 10 minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu
            Masalah:
S          :ibu merasa cemas dengan kehamilannya karena mengeluarkan flek darah dari jalan lahir dan nyeri perut bagian bawah.
O         : Abdomen Bersih, pembesaran sesuai usia kehamilan,tidak ada bekas luka SC, tidak ada linea nigra,  tidak ada linea alba, tidak ada striae gravidarum, striae livida dan perut terasa nyeri

IV.             MASALAH POTENSIAL
Abortus


V.                 TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn, serta petugas lab.


VI.             INTERVENSI
1)        Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
R/ persamaan persepsi antara bidan dan ibu dapat memudahkan bidan dalam melakukan tindakan, dan agar ibu dan keluarga paham akan keadaan ibu.
2)      Mengobservasi keadaan umum ibu 
R/ mengetahui keadaan ibu.
3)      Mengobservasi perdarahan
R/ mengobservasi keadaan ibu
4)      Menganjurkan ibu untuk bed rest total
R/ menjaga keadaan ibu
5)      Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan gynekologi
R/ memperbaiki keadaan ibu

VII.             IMPLEMENTASI
1.      Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu di luar kandungan, oleh karena itu akan dilakukan operasi laparotomi untuk mengangkat hasil konsepsi karena jika kehamilan di pertahanlan akan membahayakan nyawa ibu yang berakibat syok dan perdarahan hebat.
2.      Mengobservasi keadaan umum ibu TTV (TD, suhu, nadi, pernafasan)
3.      Mengobservasi perdarahan.
4.      Menganjurkan ibu untuk bed rest total.
5.      Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan gynekologi yaitu infus RL20 tpm, per oral (paracetamol 1x5mg, cefodroxil 1x500mg,  asam folat 1x50 mg) dan Persiapan terminasi kehamilan

VIII.       EVALUASI
Tanggal :                                             Waktu:
S          : ibu dan keluarga mngerti hasil pemeriksaan dan sudah mengetahui bahwa kehamilan ibu di luar kandungan
O         : Ibu dan keluarga dapat mnegulang kembali penjelasan dari bidan.
A         : Ny. LG1P00000 Usia kehamilan 10 minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu
P          :
v  Mengobservasi keadaan umum ibu
v  Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan gynekologi
v  Melakukan persiapan operasi






















DAFTAR PUSTAKA

Ø  Prawihardjo, Sarwono. 2006. Ilmu kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Ø  Sarwono . 1999. Ilmu Kebidanann Jakarta : YBP-SP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar